Desa Kumuh di tengah lahan BUMN



13884617011691571788
Kumuh dan bau, itulah kesan pertama ketika melihat kondisi pinggiran Desa Pinggirpapas. Pinggirpapas adalah sebuah desa yang dikelilingi oleh lahan pegaraman. Letak geografis desa ini berada dalam Kecamatan Kalinget Kabupaten Sumenep. Dari lokasi ini PT.Garam (Persero) yang merupakan salah satu BUMN telah memproduksi jutaan ton garam untuk kebutuhan nasional.
Jumlah Penduduk desa ini hampir mencapai 5.000 jiwa dan di Desa Pinggirpapas sedikit sekali tanah lapang. Hampir seluruh tanah di desa ini dipenuhi rumah-rumah penduduk. Disudut-sudut desa terutama di pinggiran desa tampak sampah berserakan. Di pinggir sungai sampah ini bercampur dengan kotoran manusia, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Maklum mayoritas penduduk desa Pinggirpapas punya kebiasaan buang air besar di sungai. Jamban (WC Sungai) dapat kita lihat dibeberapa lokasi. Dan sebagian besar masyarakat desa ini tidak memiliki WC di rumah.
1388462206542479083
Sungai yang dulunya lebar dan dalam, beberapa tahun terakhir mulai mengalami pendangkalan akibat kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Hal ini juga diperparah dengan ulah sebagian warga yang sengaja menimbun sungai untuk kemudian mendirikan rumah disitu. Alhasil sungai menjadi semakin sempit.
Ketika air surut kondisi jamban sungai ini sungguh sangat memprihatinkan, bahkan bisa dibilang pemandangan yang “mengerikan”. Betapa tidak, sampah berserakan hampir diseluruh bagian sungai bercampur dengan kotoran manusia.
Kesadaran akan pentingnya sungai yang dalam untuk keberlangsungan jamban (wc sungai) akhirnya mendorong warga di salah satu dusun. Warga RT 05 dan RT 06 Dusun Dhalem sempat bergotong royong untuk mengeruk sungai. Namun hal itu rupanya tidak bertahan lama, setahun kemudian sudah dangkal kembali. Warga dua RT ini juga pernah mengajukan proposal kepada PT.Garam (Persero) terkait pengerukan sungai. Namun bertahun-tahun mereka menunggu tak ada respon apapun dari pihak PT.Garam .
Kondisi ini rupanya mengundang kprihatinan dari mahasiswa yang tegabung dalam Kaukus Mahasiswa Sumenep ( KMS ). Beberapa waktu lalu mereka terjun langsung untuk melihat kondisi desa ini dan sempat beraudiensi dengan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Sumenep serta sejumlah kepala bagian dan kepala dinas di Pemkab, namun belum juga ada perubahan.
13884626982069402012
Baru-baru ini tepatnya tanggal 13 Desember 2013 Kaukus Mahasiswa Sumenep (KMS) juga sempat mendemo kantor PT Garam (Persero) di Jalan Raya Kalianget. Mereka menuntut perusahaan terbuka soal dana CSR (Corporate Social Responcibility). Dan juga meminta perusahaan garam milik negara itu bertanggung jawab atas dampak lingkungan atau cominity development (CD).
Bahkan, mereka mensinyalir CSR sama sekali tidak dilaksanakan karena tidak dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar. Namun Pihak PT.Garam (Persero) membantahnya, menurut pihak BUMN ini bukan hanya CSR saja, malah perusahan telah melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan.
Lalu jika semua itu benar, mengapa masyarakat banyak yang tidak tahu ? dan mengapa lingkungan mereka tetap saja kumuh..????
Akhir Desember 2013
Catatan Rakyat Jelata
Abu Jamiledy

Pak SBY Perlu Tahu

Pak SBY Perlu Tahu


1387161589607545815

Pak SBY perlu tahu..
jalan masuk ke desaku
5 Desember 2013 dilalui olehmu
diperbaiki sementara karena ada kunjunganmu
sekarang rusak seperti sebelum kehadiranmu

Pak SBY perlu tahu..
banyak pejabat daerah yang tidak peduli pada rakyatmu
banyak pejabat yang tidak senang bertemu rakyatmu
mereka hanya butuh rakyatmu,
disaat mendekati pemilu

Pak SBY perlu tahu..
banyak pejabat yang ingin menyenangkanmu
banyak yang ingin terlihat baik di depanmu
banyak pejabat yang lebih takut padamu
daripada takut pada Tuhanmu

Pak SBY perlu tahu..
ataukah Bapak sudah tahu
hanya pura-pura tidak tahu
tapi tidak mengapa Bapak begitu
yang pasti Tuhan saja Yang Maha Tahu


Sumenep, 16 Desember 2013
Catatan Rakyat Jelata
( Abu Jamiledy )

Siswa Berjemur demi Presiden dan Gubernur



13862283022056562829
Sumenep- Sejak pukul 07.00 WIB lokasi tempat acara yang akan dihadiri oleh Presiden SBY beserta rombongan dan juga Gubernur Jatim sudah ramai dengan warga yang ingin menyaksikan secara langsung kedatangan orang nomor satu di Indonesia. Tidak hanya masyarakat yang ingin menyaksikan dan menyambut kedatangan Sang Presiden, siswa dari sekolah disekitar lokasi juga ternyata sehari sebelum kedatangan Presiden SBY sudah di instuksikan untuk bersama-sama menyambut kedatangan SBY. Mereka diantaranya berasal dari SDN Pinggirpapas I, SDN Pinggirpapas II dan SDN Karanganyar. Sejak sore sampai malam mereka dengan semangat membuat bendera merah putih dari kertas yang akan mereka bawa dalam menyambut kedatangan SBY hari Kamis (5/12/13).
Sejak pagi ratusan murid ini sudah berjejer di kanan kiri jalan, hampir satu jam lebih mereka berdiri di pinggir jalan. Saat ada mobil melintas mereka dengan semangat berteriak “ SBY,SBY,SBY…!! “. Padahal yang melintas adalah mobil polisi dan mobil pejabat yang juga akan menyambut kedatangan Presiden SBY. Keringat mereka bercucuran di tengah teriknya matahari pagi. Di sekitar lokasi Kantor PT.Garam ini memang tidak ada satupun pohon rindang sehingga wajar saja sinar matahari langsung menampar kulit anak-anak polos ini. Setelah hampir satu jam lebih kemudian guru sekolah berinisatif untuk membeli air mineral, maklum para siswa SD ini tidak ada yang membawa air minum.
Begitu salah seorang guru membawa beberapa kardus air minum mereka langsung menyerbu sambil berkata “ Minta’a Pak, minta’a Bu…”. beberapa orang tua siswa yang kebetulan juga ingin menyaksikan acara itu rupanya tak tega melihat buah hatinya kepanasan. Beberapa diantaranya ada yang pulang untuk mengambil payung.
Sementara itu di jalan yang akan dilalui Presiden SBY ternyata juga ramai dengan siswa-siswi SMP dan SMA yang ada di Kec. Kalianget. Ada yang berjalan kaki dari sekolah dan ada juga yang diangkut dengan kendaraan bak terbuka. Mereka juga sudah di instruksikan untuk ikut menyambut Presiden Indonesia.
Tepat jam 09.01 Sang Presiden tiba di lokasi dan langsung disambut dengan teriakan siswa yang sudah terlihat kusut karena keringat bercucuran dan kelelahan akibat kelamaan menunggu. “SBY, SBY, SBY…!! “. begitulah teriakan mereka kepada Sang Presiden sambil melambaikan bendera kertas yang mereka buat sehari sebelumnya. Tepat Jam 09.28 WIB. SBY beserta rombongan meninggalkan lokasi untuk melanjutkan kunjungannya di beberapa lokasi di Madura. 
(Abu Jamiledy)

138622843351256569

SBY ke Sumenep, Jalan Dibuat Mantep



13861432331951386886
Selasa 3 Desember 2013, terlihat ada suasana yang tidak biasa di sepanjang jalan yang menuju ke lahan pegaraman I Sumenep, tepatnya di jalan Desa Marengan – Pinggirpapas Kec. Kalianget Kab. Sumenep.
Disamping kantor PT.Garam Persero terlihat beberapa tenda yang didirikan, sepertinya akan ada sebuah acara atau kegiatan. Dan disepanjang jalan terlihat batu-batu kerikil yang dibuat sebagai penyulam jalan serta alat berat yang dikerahkan untuk memperbaiki jalan yang bolong-bolong. Dalam hati saya bertanya “Ada apa gerangan…? ada acara apa? atau siapa tamu yang akan datang…?”. Begitulah pertanyaan dalam hati saya di sepanjang perjalanan menuju kota Sumenep. Rasa heran saya semakin bertambah tatkala melihat beberapa aparat keamaan dari unsur TNI dan beberapa pegawai yang sepertinya dari Dinas terkait yang mengawal langsung dalam perbaikan jalan.
Tak tahan dengan rasa penasaran kemudian saya teringat akan kerabat yang bekerja sebagai karyawan PT.Garam Persero. Akhirnya saya dapat jawabannya, “Oh.. ternyata Presiden negeri ini akan berkunjung ke desaku .
Sehari sebelumnya saya membaca sebuah status di jejaring sosial yang dibagikan oleh seorang warga di Kec.Pragaan yang merupakan pintu masuk menuju kota Sumenep. Dia menulis “Pejabat Datang ke Sumenep, Jalan Pun dibuat Mulus”. Awalnya saya tidak percaya dengan status itu, sebab setahun yang lalu desa kami juga kedatangan pejabat dari Jakarta yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan, bahkan ikut serta dalam rombongan wakil gubernur Jatim dan Bupati se Madura, tapi semua biasa saja.
Akhirnya hari ini saya mau tidak mau harus percaya dengan kalimat tersebut, bahwa jika seorang Presiden berkunjung ke sebuah tempat atau daerah, pasti akses jalannya akan diperhatikan oleh pihak terkait. Ternyata banyak pejabat di negeri ini lebih takut kepada Presiden ketimbang menepati sumpah jabatannya yang akan memikirkan rakyat.
Maka dari itu bagi anda yang jalan desanya rusak berdo’alah agar suatu saat orang nomor satu di negeri ini berkunjung ke tempat anda. Dan sayapun berharap agar setahun sekali Pak Presiden datang ke tempat saya agar jalan tetap bagus.
(Catatan orang desa)
Abu Jamiledy

Mental Maling Di Negeriku

Assalamu’alaikum wa rahmatullah…” begitulah Imam sholat jum’at  mengakhiri sholat 2 raka’at sekaligus akhir dari rangkaian ibadah jum’at hari ini. Beberapa detik kemudian beberapa jamaah keluar meninggalkan mesjid, sebagian lagi masih bertahan untuk amalan sunnah. Setelah melaksanakan sholat rawatib ba'diyah Jum'at sayapun bergegas keluar mesjid. Di teras mesjid saya berdiri, lihat kebawah sambil tengok kanan kiri, dalam hati saya berbisik “Yah… sandal jepitku sudah laku..”.
Ini bukan pertama kali saya alami, tetapi sudah yang kesekian kalinya. Dan juga bukan hanya saya tetapi sudah lumrah. Sandal hilang, tertukar adalah pemandangan yang biasa di desaku dan bahkan mungkin di tempat lain, termasuk di Mesjid kebanggaan Indonesia “Istiqlal”. 
Teringat akan cerita teman yang pernah bekerja di Jepang, dia mengatakan bahwa di Jepang jarang sekali ditemukan kasus pencurian, apalagi pencurian sandal. Jika bicara agama, warga Jepang bukanlah orang Islam. Lalu mengapa di negeri yang mayoritas Islam ini sering ditemukan kasus seperti ini.??, apakah ada yang salah dengan pengamalan agama di negeri ini ?,, padahal jelas-jelas Islam sangat melarang keras perbuatan yang merugikan orang lain, Haram hukumnya. Mungkinkah juga karena faktor kemiskinan ?....
Barangkali para pencuri sandal itu berfikir bahwa mencuri sandal bukanlah dosa yang besar, sehingga mereka dengan santainya melakukan perbuatan itu. Nilai dari sebuah sandal jika diukur dari sisi materi tidak seberapa, namun efek dari perbuatan itu yang luar biasa. Si pencuri akan terus-terusan melakukan hal ini karena lagi-lagi mereka berfikir ini bukanlah kejahatan, melainkan keisengan belaka. Alangkah sedihnya kita jika mental-mental seperti ini berkembang dan terus menular ke warga lain di negeri ini.  Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan masyarakat kita ??? mungkinkah ini bukti dari lemahnya iman masyarakat kita dan semakin jauhnya umat dari nilai-nilai Islam .  
“wallahu a’lam bishawab”
Abu Jamiledy (8 Nopember 2013)

“Pertarungan” di bumi garam


Sumenep -PEMILU sudah tinggal beberapa bulan lagi, berbagai taktik dan strategi akan dan bahkan sudah dilakukan oleh beberapa calon legeslatif. Tak ketinggalan juga para calon di wilayah Kabupaten Sumenep yang terbagi dalam VII Dapil ( Daerah Pemilihan ). Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Dapil I ( Kec.Kota, Kalinget, Talango,Manding, Batuan) suasana meriah sudah mulai dirasakan. Disudut-sudut kota bahkan di pinggiran desa sudah nampak gambar para Calon yang terpasang di kanan kiri jalan. 
Dengan berbagai macam janji dan slogan mereka mencoba menarik simpati kontestuen, hal ini wajar dan lumrah menjelang pesta rakyat di negeri ini. Desa Pinggirpapas dan Karanganyar (bumi garam) kebetulan di Pemilu yang akan datang agak sedikit istimewa. Istimewa karena di Pemilu tahun depan akan di ikuti oleh beberapa calon yang kebetulan berasal dari bumi garam sendiri. Kalau di Pemilu sebelumnya hanya ada 3 calon yang berasal dari daerah ini, kali ini tidak tanggung-tanggung, ada 4 orang calon Legislatif yang berasal dari 2 desa ini akan memperebutkan kurang lebih 5.800 suara dari jumlah hak pilih ( Pinggirpapas dan Karanganyar). Jumlah yang cukup signifikan. 
Para calon itu adalah H. Asmuni (Tokoh Masyarakat/Mantan Kades) dan Abdurrahman Taufik (Pengusaha Konveksi), keduanya adalah warga Desa Karanganyar. Serta H. Mahbub Ilahi (Tokoh Agama)dan Abdurrahman ( Ketua BPD ), keduanya berasal dari Desa Pinggirpapas. Bagi warga 2 desa ini mereka bukanlah orang asing. Para calon ini sudah sangat dikenal dan dekat dengan masyarakat setempat. 
Berikut sedikit informasi tentang 4 calon berdasarkan kendaraan politik dan nomor urutnya:
1.       1. ABDURRAHMAN                              Partai Kebangkitan Bangsa(PKB)  No.Urut. 2
2.       2. H. ASMUNI                                         PDI Perjuangan (PDIP)                       No.Urut. 2
3.       3. H. MAHBUB ILAHI,Bsc.            GERINDRA                                                No.Urut. 5
4.       4. ABDURRAHMAN TAUFIK              Partai Amanat Nasional (PAN)        No.Urut. 9
4 orang ini akan bertarung dan berjuang keras untuk memperebutkan suara di bumi garam. Tentu saja mereka juga harus rela berbagi sedikit suara untuk calon dari luar desa. Hal ini mungkin saja terjadi mengingat setiap calon pasti berusaha masuk kemana saja demi mendapatkan dukungan. Ini terbukti dengan dipasangnya gambar calon dari salah satu parpol yang berasal dari luar desa. 
Tentu saja dibutuhkan taktik dan strategi yang bagus untuk meraih simpati warga. Namun  apapun latar belakang politiknya tentunya rakyat 2 desa ini berharap yang terbaik untuk desa mereka. Mereka berharap calon yang terpilih kelak bisa memperjuangkan hak-hak rakyat di 2 desa ini. 
(AJ)
( 1 Muharram 1435 H.)

Pawai di Desa Penghasil Garam

Sumenep- Pawai dalam rangka memperingati HUT RI ke-68 bagi masyarakat Pinggirpapas dan Karanganyar tahun ini terasa istimewah. Setelah beberapa tahun tidak mengadakan pawai kali ini mereka kembali melaksanakannya. 
Pawai tanggal 31 Agustus 2013 barangkali bisa dibilang yang terbesar sepanjang sejarah pawai di daerah ini. Yang berbeda tahun ini yaitu dengan melibatkan ribuan peserta dari dua desa. Pawai kali ini juga melibatkan puluhan ekor kuda, drum band, serta musik tradisional ul gaul dan saronen.

Menariknya lagi kali ini Kepala Desa Pinggirpapas ikut dalam rombongan pawai dengan menunggang kuda. Selain itu keesokan harinya panitia yang tergabung dalam organisasi GP2K (Gerakan Pemuda Peduli Karanganyar) mengadakan JJS dengan hadiah yang tidak tanggung-tanggung yaitu 1 unit sepeda motor. 
Masyarakat sepertinya merasa terhibur dengan acara ini, meskipun tidak semua masyarakat bisa ikut dan menyaksikan acara ini. Seperti diketahui hampir separuh atau mungkin lebih masyarakat di dua desa ini eksodus keluar daerah sebagai pekerja garam musiman dan baru kembali setelah musim kemarau berakhir.

Dibalik kemeriahan ini semoga masyarakat juga peduli dan sadar akan arti kemerdekaan dan bagaimana melanjutkan perjuangan para pendiri negeri ini. Perjuangan saat ini bukanlah melawan Belanda, Jepang atau Sekutu. Tapi perjuangan dimasa kini adalah berjuang melawan kebodohan, berjuang melawan kemiskinan, berjuang melawan ketidak adilan dan masih banyak perjuangan yg lain. (Abu Jamiledy)

Powered by Blogger.