“Assalamu’alaikum wa rahmatullah…” begitulah Imam sholat jum’at mengakhiri sholat 2 raka’at sekaligus akhir
dari rangkaian ibadah jum’at hari ini. Beberapa detik kemudian beberapa jamaah
keluar meninggalkan mesjid, sebagian lagi masih bertahan untuk amalan sunnah. Setelah
melaksanakan sholat rawatib ba'diyah Jum'at sayapun bergegas keluar mesjid. Di teras
mesjid saya berdiri, lihat kebawah sambil tengok kanan kiri, dalam hati saya
berbisik “Yah… sandal jepitku sudah laku..”.
Ini bukan pertama kali saya alami,
tetapi sudah yang kesekian kalinya. Dan juga bukan hanya saya tetapi sudah
lumrah. Sandal hilang, tertukar adalah pemandangan yang biasa di desaku dan
bahkan mungkin di tempat lain, termasuk di Mesjid kebanggaan Indonesia “Istiqlal”.
Teringat akan cerita teman yang
pernah bekerja di Jepang, dia mengatakan bahwa di Jepang jarang sekali
ditemukan kasus pencurian, apalagi pencurian sandal. Jika bicara agama, warga
Jepang bukanlah orang Islam. Lalu mengapa di negeri yang mayoritas Islam ini
sering ditemukan kasus seperti ini.??, apakah ada yang salah dengan pengamalan
agama di negeri ini ?,, padahal jelas-jelas Islam sangat melarang keras
perbuatan yang merugikan orang lain, Haram hukumnya. Mungkinkah juga karena
faktor kemiskinan ?....
Barangkali para pencuri sandal
itu berfikir bahwa mencuri sandal bukanlah dosa
yang besar, sehingga mereka dengan santainya melakukan perbuatan itu. Nilai dari
sebuah sandal jika diukur dari sisi materi tidak seberapa, namun efek dari
perbuatan itu yang luar biasa. Si pencuri akan terus-terusan melakukan hal ini
karena lagi-lagi mereka berfikir ini bukanlah kejahatan, melainkan keisengan
belaka. Alangkah sedihnya kita jika mental-mental seperti ini berkembang dan terus
menular ke warga lain di negeri ini. Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan
masyarakat kita ??? mungkinkah ini bukti dari lemahnya iman masyarakat kita dan
semakin jauhnya umat dari nilai-nilai Islam .
“wallahu
a’lam bishawab”
Abu Jamiledy (8 Nopember 2013)
0 comments:
Post a Comment