Kucing di rumahku




Miouw.. miouuww...
Suara itu membangunkanku
Dan saat aku terbangun
Ratusan bahkan ribuan kucing berkeliaran di rumahku
Ada apa.. tanyaku dalam hati
Oh.. ya hari ini kami baru saja panen ikan

Kami kelilingi Ikan sebagimana kucing mengelilingi kami
Kuperhatikan satu persatu kucing itu
Warnanya bermacam-macam
Tapi sikapnya rata-rata sama...
Kuperhatikan juga raut mukanya
Ada yang meraung dengan keras,
Ada juga yang memelas, meminta dikasihani
Bahkan ada yang sok dekat
Semua mencari perhatian dan mengharap iba
Agar kami memberi mereka ikan

Tapi..bagaimana yach
Ikan kami hanya beberapa ekor saja
Pasti tak cukup jika di bagikan untuk semua kucing
Haruskah aku kasih mereka..???
Atau aku biarkan saja

Miouw..miouwww
Ada beberapa kucing yang mendekat
Mereka seolah berkata
“Beri aku ikan, aku ingin berbagi dengan keluarga dan sahabat disana”
Aku tertegun sejenak. “Kucing ini baik juga, mau berbagi”

Tapi aku masih ragu, aku trauma..
Panen ikan sebelumnya, rata-rata mereka serakah
Waktu itu kami beri mereka ikan
Mereka menghabiskannya sendirian
Setelah itu mereka sering tidur.... dan melalaikan tugasnya
mestinya mereka jaga rumah kami
Dari bahaya tikus-tikus liar
Yang selalu menggerogoti apapun
Yang ada di rumah kami

Sekarang aku bingung
Kucing-kucing itu hampir semua sama
Aku sulit membedakannya,,
Aduhh..bagaimana
Mau memberi ikan atau aku abaikan saja..
Hmmm...


Sumenep, 08 April 2014
Abu Jamiledy

Ketika si Miskin Sakit di Negeri yang Sakit



13967757732128450170
Sumenep- Lihat Wajahnya, matanya terlihat cekung tatapannya kosong. Lihat badannya, hanya tinggal daging pembungkus tulang. Tak ada lagi sisa senyum di wajahnya, yang ada hanya rintihan kesedihan dan kepasrahan. Dialah Juma’asi warga Desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep pemegang “Kartu Perlindungan Sosial” . Tubuhnya terbaring lemah tak berdaya akibat penyakit komplikasi yang di deritanya. Penyakit yang menggerogotinya selama bertahun-tahun telah membuat segalanya menjadi kelabu. Juma’asi sempat dirawat selama 4 hari di RSUD Dr.Moh. Anwar Sumenep. Juma’asi menderita Gagal Ginjal, Kencing Manis, dan entah apalagi, yang jelas dokter RSUD Moh. Anwar mengatakan bahwa penyakit wanita miskin ini komplikasi dan sudah kronis. Pihak RSUD Sumenep sudah menyarankan agar Juma’asi dirujuk ke Surabaya untuk menjalani cuci darah. Namun apa daya pihak keluarga terpaksa membawa pulang karena alasan ketidak tahuan dan alasan ekonomi. Saat ini, dirumah kecil dan kamar yang sempit keluarga ini hanya bisa pasrah dan menunggu detik-detik Sang Malaikat maut menjemput Juma’asi.
“Apa yang bisa kami lakukan..??, kami hanya bisa pasrah” begitu ungkap Bahrabi, suami Juma’asi yang sejak lama juga menderita penyakit lumpuh. Sejak beberapa tahun yang lalu kehidupan keluarga ini memang sungguh memilukan.
Sebelum Juma’asi menderita sakit, suaminya sudah menderita kelumpuhan. Suaminya berjalan menggunakan tongkat dan seringkali terjatuh. Pasangan ini dikaruniai delapan orang anak. Enam anak sudah berkeluarga, tinggal dua anak lelaki dan seorang anak perempuannya yang baru saja bercerai dengan suaminya. Namun mereka juga tidak punya pekerjaan tetap, hanya ketika musim kemarau mereka bekerja menggarap lahan garam milik orang lain. Sementara ketika musim penghujan mereka tidak bekerja. Praktis beban hidup keluarga ini sangat berat, untuk makan saja mereka mengandalkan dan menunggu pemberian anak-anak mereka yang sudah berkeluarga. Sementara anak-anak mereka yang berkeluarga juga bekerja seadanya hanya cukup untuk makan saja.
“Sejujurnya, untuk makan saja kami merasa malu pada menantu kami” ujar Bahrabi sambil matanya berkaca-kaca, “Sekarang ini nasib istri saya sudah sepenuhnya saya serahkan kepada Tuhan,Sirin Allah Tulung Allah (semua dipasrahkan kepada Allah)
Bahrabi juga mengungkapkan bahwa selama istrinya sakit sebetulnya membutuhkan minimal 4 popok dalam sehari. Harga satu popok Rp.3.000 yang berarti dalam sehari minimal butuh Rp.12.000, namun kerena tak memiliki apapun hal itu hanya dilakukan selama beberapa hari sejak istrinya tak bisa beranjak dari tempat tidur. Saat ini keluarga mengganti popok Juma’asi dengan kain bekas. Dan ini menyebabkan kamar tempat ia berbaring dipenuhi dengan aroma yang kurang sedap.
13967759501609342836
Disisi lain yang tak kalah mengenaskan adalah nasib Bahrabi, Suami Juma’asi ini tidak berani makan dan minum sesuka hati, dia harus rela menahan lapar dan haus, karena takut jika banyak makan dan minum dia akan sering ke kamar kecil. Dan sekedar tambahan informasi keluarga ini tidak memiliki WC dirumahnya. Sehingga untuk buang air besar Bahrabi harus berjalan sejauh + 100 meter dari rumahnya untuk mencapai WC sungai sambil berjalan menggunakan tongkat dan sesekali terjatuh.
Bahrabi dan istrinya tetap berharap semoga Tuhan memberi keajaiban dan orang atau pihak yang peduli akan nasib mereka.Sungguh memilukan dan menyayat hati nasib keluarga ini, kemana lagi mereka mengadu.
Kisah sedih Juma’asi mungkin hanya satu dari beberapa kisah di negeri ini. Negeri ini konon kaya dengan sumberdaya alam, tapi mengapa rakyatnya sengsara, dimana pemimpin mereka..??? dimana wakil mereka..??? . Negeri ini memang besar, negeri ini memang kaya, namun negeri dan pemimpin negeri ini juga sedang sakit.

Cara Cek Nomor HP Sendiri


Apa jadinya jika kita pingin isi pulsa atau ada temen kita yang tanya nomor kita tapi kita sendiri lupa. Jangan bersedih dulu, sebetulnya masih ada cara mengetahui nomor kita. Berikut cara mengetahui nomor sendiri beberapa Operator di Indonesia.

1. TELKOMSEL (Simpati dan Kartu As)
Cek Nomor tekan *808# lalu Call
Cek Pulsa tekan *888# lalu Call

2. XL (Axiata)
Cek Nomor tekan *123*7*3*1*1#


3. INDOSAT (Mentari dan IM3)
Cek Nomor tekan *777*8#
Cek Pulsa dan Masa Aktif tekan *555#

4. AXIS
Cek Nomor tekan *2#
Informasi Pulsa tekan *888#

5. TRI
Cek Nomor tekan *998#
Cek Pulsa tekan *123*8#

6. SMART
Cek Nomor tekan *551#

7. FREN
Cek Nomor ketik : STATUS lalu kirim ke 551


Sekian semoga bermanfaat,
salam dari ujung timur pulau Madura

Persyaratan dan Prosedur Perpanjangan SIM



Kesempatan kali ini saya coba berbagi pengalaman dalam hal Perpanjangan SIM. Karena saya warga Sumenep mungkin ini bisa membantu bagi anda yang berdomisili di Sumenep. Namun barangkali di tempat lain juga sama atau ada kemiripan. Untuk memudahkan anda saya akan mencoba menjelaskan sedetail mungkin. Sebetulnya prosesnya tidak terlalu sulit, jadi gak perlu pake Perantara alias Calo dech..
Berikut beberapa persyaratan yang harus anda siapkan dalam perpanjangan SIM

Persyaratan :
  1.  SIM Asli
  2.  KTP asli dan Fotocopynya sebanyak 3 lembar
  3.  Map warna biru
  4. Pulpen
  5. Baju Kerah ( jangan pakai kaos atau baju yang tidak ada kerahnya yach..)
  6. Snack atau makanan ringan ( kalau yang ini tidak wajib, hanya persiapan saja mengingat proses yang berjam-jam,, hehehe... )

Sekarang kita ke langkah selanjutnya yaitu proses perpanjangan SIM. Jika anda tidak tahu lokasi loket atau ruangan jangan malu untuk bertanya ke petugas atau sesama masyarakat yang ada disitu.
Urut-urutan ruangannya adalah sebagai berikut :
1. Datang ke lokasi Pembuatan dan Perpanjangan SIM,
Kalau di Sumenep tempatnya di “UNIT YAN SIM” Polres Sumenep. Jangan lupa membawa persyaratan yang sudah dimasukkan dalam Map berwarna biru. Jika anda membawa kendaraan segera menuju ke tempat parkir dan jangan lupa bayar uang parkir, gak mahal, Cuma seribu doank,,he..he..he...

2.  Ruang Kesehatan untuk mendapatkan Surat Keterangan Dokter.
Serahkan berkas anda ke petugas di raung kesehatan dan duduk manis diluar ruangan sambil menunggu nama kita dipanggil. Ingat jangan coba-coba minta Surat Keterangan Dokter di luar, karena jika anda membuat Surat Keterangan di Puskesmas atau Klinik maka di ruangan ini tetap akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 15.000. Jadi eman-eman soalnya saya sendiri mengalaminya, sudah membuat Surat Keterangan dari Dokter Puskesmas dan bayar 10.000,- sesampainya di Ruang Kesehatan tetap membayar Rp. 15.000 dengan alasan disana sudah ada Dokter khusus untuk kelengkapan SIM .

3.  Ruang Sidik Jari
Serahkan berkas ke petugas, di ruangan ini kita akan mengisi formulir dan sekaligus sidik jari. Isilah kolom formulir yang disediakan oleh petugas, jika kurang faham jangan takut untuk bertanya.

4. Ruang Foto
Serahkan berkas ke petugas, di ruangan ini anda akan difoto dari 3 sisi. yaitu depan, samping kanan dan samping kiri. Disini anda dikenakan uang sebesar Rp. 15.000

5.  Ruang Sidik Jari
Serahkan berkas ke petugas, dan ikuti proses selanjutnya

6.  Loket I (Pendaftaran)
Sebelum Map berisi berkas anda serahkan terlebih dahulu tulis Nama, Tempat dan Tanggal Lahir anda di Luar Map. Lalu serahkan Map ke petugas Loket. Disini anda akan ditanya : “Baru atau Perpanjangan..???”, anda jawab : “Perpanjangan”. Setelah itu duduk manis dulu di ruang tunggu. Proses ini butuh waktu lama mengingat banyaknya pendaftar. Dan yang akan memanggil nama anda bukan petugas Loket I, melainkan petugas di Ruang Teori, jadi arahkan pandangan dan pendengaran anda ke Ruang Teori. Buka dulu snack dan minuman anda,  hehehe..

7.   Ruang Teori
Di ruangan ini anda kembali akan diberi formulir, yaitu Formulir Permohonan SIM. Jangan khawatir karena petugas di ruangan ini akan memandu anda dalam pengisian formulir. Jika kurang jelas jangan takut bertanya, karena petugasnya juga ramah. Setelah selesai petugas akan mengecek formulir anda dan akan meminta anda untuk segera ke Loket Bank untuk pembayaran.

8.   Loket Bank
Di loket ini anda harus membayar biaya perpanjangan SIM sebesar Rp. 75.000,-

9.   Loket I (Pendaftaran)
Selanjutnya serahkan kembali berkas anda ke Loket I (Pendaftaran). Duduk kembali di ruang tunggu sambil menunggu nama anda di panggil oleh Loket IV yang ada di sebelah Loket I

10.  Loket IV
Setelah nama anda dipanggil segera masuk ke ruangan, di tempat ini proses akhir akan dilakukan oleh petugas. Anda akan diminta untuk cap jempol tangan kanan dan kiri serta tanda tangan. Disini juga akan dilakukan pemotretan terakhir .
Setelah itu keluar loket dan tunggu dengan sabar. Jika tidak ada kendala proses akhir ini sekitar + 10 menit. Dan yang paling akhir anda akan dipanggil untuk menerima SIM

Agar lebih lengkap berikut saya tuliskan rincian biaya yang harus kita keluarkan dalam perpanjangan SIM ini, yaitu :
Fotocopy KTP 3 lembar     :        450
Map biasa warna biru          :     1.000
Biaya Parkir                          :     1.000
Surat Keterangan Dokter   :   15.000
Biaya Foto                            :   15.000
Bayar ke Bank                      :   75.000
Total                           : 107.450
                                                     
Demikian apa yang bisa saya sharing disini, semoga ada manfaatnya. Dan anda yang mempunyai informasi tambahan terkait perpanjangan SIM jangan lupa komentarnya, agar  kita bisa mendapat pencerahan.
“Mator Sakalangkong” ( Terimakasih )

Muntahan Gunung Kelud Menjangkau Sumenep



Sumenep- Debu muntahan Gunung Kelud ternyata tidak hanya dirasakan oleh warga Kediri dan sekitarnya, namun juga dirasakan hingga di ujung timur pulau Madura. Hari ini Jum’at (14/02) warga Desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep yang keluar rumah  dan mengendarai kendaraan bermotor banyak yang kelilipan debu halus. Awalnya mereka tidak menyadari bahwa itu abu yang berasal dari Gunung Kelud, mengingat jarak Gunung Kelud dengan desa mereka ratusan kilo meter. 
“Saya kira ini hanya kelilipan biasa, namun ternyata banyak yang mengalaminya”, ungkap Syamsu (48) warga Pinggirpapas yang saat itu sedang mengendarai motor untuk menghadiri acara pernikahan di Desa tetangga Marengan Kecamatan Kalianget. Debu tersebut juga terlihat jelas di lantai halaman Mesjid Al-Muqorrobin Pinggirpapas.
Sementara di kawasan Kota Sumenep Debu vulkanik Gunung Kelud cukup mengganggu aktifitas warga, sebagian pengendara kendaraan roda dua terlihat mengenakan masker. Langit Sumenep sepintas terlihat seperti mendung tebal. Selain mengganggu pernafasan debu halus ini juga terlihat menempel pada benda-benda diluar rumah seperti kaca sejumlah mobil yang diparkir di pinggir  jalan. (Abu)

Berkah Sesaat di Tahun Politik



Pesta demokrasi lima tahunan akan digelar bulan April 2014 mendatang. Berbagai persiapan sudah dilakukan baik oleh pelaksana yaitu KPU dan juga parpol peserta Pemilu. Para caleg sudah mulai sibuk dengan berbagai macam persiapan, mulai dari persiapan atribut maupun persiapan lainnya. Gambar-gambar dengan berbagai macam ukuran mulai memenuhi kanan kiri jalan dan di lokasi strategis lainnya. Berbagai macam janji dan kata-kata manis bertebaran menghiasi foto para caleg. 

Kesibukan dari para caleg ini dapat kita lihat dan kita rasakan saat ini di sekitar kita. Hilir mudik mobil dengan berbagai macam gambar yang menempel berkeliling dari kota hingga pelosok desa. Dibalik semua itu ternyata aktifitas para caleg ini membawa berkah tersendiri bagi sebagian masyarakat. Tempat-tempat percetakaan misalnya mendadak kebanjiran order. Banyak tempat percetakan bahkan kewalahan untuk mencetak keperluan para caleg hingga lemburpun dilakukan untuk mengatasi membludaknya pesanan. Untuk atribut Caleg DPRD Kabupaten saja misalnya bisa menelan dana hingga puluhan juta rupiah, apalagi Caleg DPRD Provinsi dan Caleg DPR RI, tentu jauh lebih besar lagi. 

Dari sisi ekonomi tentu ini menggembirakan, berapa banyak tenaga yang terserap untuk perhelatan lima tahunan ini. Jumlah pengangguranpun bisa sedikit berkurang di tahun politik ini. Maklum saja, baik KPU Pusat hingga daerah banyak membutuhkan tenaga untuk kepentingan persiapan Pemilu. Terlebih lagi dibidang percetakan yang memproduksi berbagai macam pernak-pernik Pemilu, baik pesanan dari pihak KPU maupun kebutuhan para Caleg.

Pertemuan dan pendekatan kepada kontestuenpun mulai dilakukan. Karena mereka berfikir tidak cukup hanya sosialisasi melalui media yang ada, maka para calegpun silih berganti turun untuk sekedar bertatap muka dan bertegur sapa dengan masyarakat. Pertemuan demi pertemuan yang dikemas dengan berbagai macam kemasan digelar, entah itu bentuknya silaturrahmi atau temu kader. Tidak jarang dalam setiap pertemuan dengan masyarakat para caleg membagi-bagikan atribut berupa kaos, kalender, stiker dan bermacam atribut lainnya. Dan yang terpenting dalam setiap acara yang dihadiri oleh para caleg adalah amplop yang berisi uang puluhan hingga ratusan ribu rupiah. 

Bisa dibayangkan berapa besar perputaran uang di tahun politik ini. Inilah Berkah sesaat di tahun politik. Masyarakat awampun berfikir dan berandai-andai,”Andai saja pertemuan semacam ini dilakukan setiap bulan atau bahkan tiap minggu, alangkah senangnya”.
 
Para caleg yang umumnya memang berasal dari kalangan berduit dan berdasi ini mendadak dermawan dan murah senyum. Pemandangan yang sulit dilihat di gedung-gedung wakil rakyat negeri ini, dimana ketika seseorang misalnya mengajukan proposal kegiatan kepada anggota dewan harus bolak-balik namun akhirnya hanya dapat bantuan sekedar cukup mengganti bensin dan uang makan si pembawa proposal, atau bahkan harus kembali dengan tangan hampa. 

Harapan rakyat akan adanya perubahan yang lebih baik dan untuk mendapatkan wakil yang bisa memperjuangkan rakyat dan sekaligus dekat dengan rakyat hanyalah harapan yang sulit terealisasi, sebab mayoritas para caleg ini setelah terpilih dan duduk di kursi dewan pelan tapi pasti akan menjauh dari rakyat. Ibarat kata pepatah “Hangat-hangat tahi ayam”.
Yang pasti moment itu akan terulang lagi lima tahun mendatang.

Catatan rakyat jelata
Abu Jamiledy

(kompasiana)


Merasa













Setiap orang punya rasa
setiap orang pernah merasa

Ada yang merasa pantas,
merasa pantas dihormati
merasa pantas jadi tokoh
merasa pantas mewakili rakyat
merasa pantas jadi pemimpin

Namun ada juga yang merasa,
merasa diri tak berharga
merasa diri bukan siapa-siapa
merasa diri banyak salah dan dosa
merasa diri manusia biasa

Apapun juga yang engkau rasa
atau engkau merasa apapun
harusnya engkau merasa
bahwa engkau adalah mahluk-Nya
dan akan diminta pertanggungjawabannya
kelak dihadapan-Nya

Apakah engkau merasa ???!!!
------------------------------------------

Awal 2014
Rakyat jelata
Abu Jamiledy


Powered by Blogger.