15 hari sudah kakakku tak merasakan udara bebas, kasur kecil di ruangan Dahlia RSUD. Dr.Soetomo Surabaya menjadi tempatnya berbaring. Sejak Senin 12 April 2015 lalu Kak Saed mulai menempati ruangan Dahlia dengan berbekal rujukan dari RSUD Moh. Anwar Sumenep setelah sebelumnya melakukan berbagai macam pemeriksaan medis dan pengobatan alternatif. Penyakit kanker rektum (begitu istilah medisnya) telah menggerogoti tubuhnya. Badannya yang memang kurus kini semakin terlihat mengecil.
Hari-harinya dijalani dengan tangisan dan linangan air mata, maklum beberapa hari lagi operasi pengangkatan penyakit dan kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon) akan dilakukan. Pasti dia mulai membayangkan bagaimana harus menjalani hari-harinya dengan kesedihan dan kerepotan akibat harus hidup dengan plastik yang disebut kantung kolostomi.
Masih teringat jelas saat saya ikut mengantar untuk melakukan pengobatan alternatif di Klinik Bafar daerah Surabaya utara. Disitu dijelaskan bahwa penyakit kakakku sudah di derita 10 tahun yang lalu. Memang beberapa tahun terakhir kak Saed beberapa kali buang air besar disertai darah. Kakakku mengira bahwa itu gejala biasa karena panas dalam, maklum dia orang awam dan pekerjaannya adalah sebagai abang becak. Baru pada bulan Oktober tahun lalu dia merasakan kesakitan.
Sebelumnya kak Saed juga telah melakukan pemeriksaan di kota kami Sumenep dan sempat mau dioperasi di RSUD setempat.karena mengira itu adalah penyakit wasir Namun dokter Husnul Goib yang menangani penyakitnya memanggil saya sesaat sebelum tindakan akan dilakukan."Kami tidak bisa melakukan operasi saat ini karena kami curiga ada penyakit lain yang di derita kakak anda," begitu kata dokter Husnul Goib.
"Lalu bagaimana dok ?," tanyaku dengan nada cemas. "Kami akan mengambil sedikit, mungkin hanya beberapa milimeter dan akan kami kirim untuk di lab di Surabaya untuk memastikan penyakitnya," itulah jawaban dokter Husnul Goib. Dan alhasil setelah menunggu selama seminggu hasil lab dari Surabaya keluar dan sungguh hasilnya sangat membuat keluarga kami terpukul, yah... kanker...!!
Tangis keluargapun pecah saat mengetahui hasil lab tersebut, terbayang sudah bagaimana penderitaan yang harus dialami oleh kak Saed dan keluarga kami. Anaknya yang masih duduk di kelas 2 MAN Sumenep dan adiknya yang masih duduk di kelas 1 SD pun tak kuasa menahan tangis.
Kini.. kami berharap ada keajaiban, dan jikapun harus terjadi kemungkinan terburuk kuatkanlah kakakku Ya Allah...
Tuhan, Kuatkanlah Kakakku
Kebahagiaan yang Membutuhkan Pengorbanan
Pasangan suami istri itu bahagia karena keduanya ternyata lulus dalam seleksi sebagai pegawai negeri beberapa waktu lalu. Mereka tak menyangka keduanya akan lulus setelah beberapa tahun mengabdi menjadi guru sukwan di sekolah yang jaraknya puluhan kilometer dari kediamannya. Pasangan guru muda itu berbunga-bunga karena keinginannya menjadi pegawai negeri tercapai.
Namun rupanya kebahagiaan itu tidak bisa mereka rasakan sepenuhnya, pasalnya pasangan yang baru menikah empat tahun lalu ini harus terpisah selama beberapa tahun kedepan. Ini karena penempatan mereka sebagai guru lokasinya berbeda. Mereka akan ditempatkan di wilayah kepulauan terpencil di Kabupaten Sumenep dan tidak dalam satu tempat melainkan di dua pulau yang berbeda dan jarak yang cukup jauh. Kesedihan ini semakin bertambah mengingat mereka mempunyai buah hati yang baru berumur 3 tahun.
Menurut sang suami perpisahan ini akan dijalani selama lima tahun atau bahkan lebih. Pasangan guru muda ini menyadari betul konsekuensi seorang pegawai negeri yang harus siap ditempatkan dimanapun bahkan di wilayah terpencil sekalipun. Mereka tak pernah membayangkan akan terpisah dan menjalani hari-hari penuh kesedihan beberapa waktu kedepan. Mereka berharap semoga ada keajaiban yang menyatukan mereka.
Namun rupanya kebahagiaan itu tidak bisa mereka rasakan sepenuhnya, pasalnya pasangan yang baru menikah empat tahun lalu ini harus terpisah selama beberapa tahun kedepan. Ini karena penempatan mereka sebagai guru lokasinya berbeda. Mereka akan ditempatkan di wilayah kepulauan terpencil di Kabupaten Sumenep dan tidak dalam satu tempat melainkan di dua pulau yang berbeda dan jarak yang cukup jauh. Kesedihan ini semakin bertambah mengingat mereka mempunyai buah hati yang baru berumur 3 tahun.
Menurut sang suami perpisahan ini akan dijalani selama lima tahun atau bahkan lebih. Pasangan guru muda ini menyadari betul konsekuensi seorang pegawai negeri yang harus siap ditempatkan dimanapun bahkan di wilayah terpencil sekalipun. Mereka tak pernah membayangkan akan terpisah dan menjalani hari-hari penuh kesedihan beberapa waktu kedepan. Mereka berharap semoga ada keajaiban yang menyatukan mereka.
Pesantren dan Tantangannya
Dewasa ini moral anak bangsa
semakin memprihatinkan, tidak hanya di kalangan siswa SMA dan perguruan tinggi
namun bahkan dalam usia yang masih dini yakni SD dan SMP. Dengan semakin
canggihnya teknologi di era digital saat ini semakin mempermudah anak untuk
mengakses dan mengkonsumsi berbagai hal yang kurang baik. Tak heran kenakalan
dan kebrutalan remaja saat ini membuat miris berbagai pihak khususnya orang
tua. Tawuran, seks bebas, obat-obatan terlarang seolah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari sebagian remaja saat ini. Dari data yang dilansir oleh Komisi
Perlindungan Anak beberapa tahun lalu misalnya akan membuat kita tercengang,
data tersebut mengungkap perilaku seksual remaja SMP dan SMA yaitu 93,7% Pernah ciuman, Petting, oral sek, 62,7% remaja
SMP tidak perawan, 21,2% remaja SMA pernah aborsi, 97% pernah nonton film
porno.
Menyikapi berbagai persoalan
tersebut patut kiranya kita semua berfikir untuk semakin memperkuat benteng
pertahanan putra-putri kita. Salah satunya dengan memperkuat keimanan dan
ketaqwaan agar anak-anak ini bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk
untuk masa depan mereka. Pendidikan agama amat sangat penting ditanamkan sejak
dini. Tentu ini tidak hanya menjadi tugas pihak sekolah, apalagi pelajaran
agama di sekolah umum terasa sangat minim, hanya beberapa jam dalam seminggu.
Semakin derasnya pengaruh negatif
saat ini membuat sebagian orang tua berfikir dan memilih pendidikan pesantren
sebagai alternatif untuk menjaga moral remaja saat ini. Memang tidak ada
jaminan bahwa lulusan pesantren akan menjadi manusia sholeh dan sempurna, namun
barangkali ini pilihan yang paling tepat dari dulu hingga sekarang dan bahkan
sampai nanti. Pindidikan pesantren tak dapat diragukan lagi dalam mengajarkan
secara detail semua hal yang berkaitan dengan agama. Saat ini ada pesantren yang
fokus dalam bidang agama namun ada juga yang menggabungkan antara pendidikan
agama dan pendidikan formal. Pendidikan pesantren adalah mendidikan yang secara
maksimal membentuk karakter generasi yang islami.
Problemnya dewasa ini adalah
meski tidak diragukan lagi peranan pesantren dalam menjaga moral anak bangsa,
namun masih banyak orang yang ragu kualitas lulusan pesantren dan enggan untuk
menitipkan buah hatinya. Keengganan tersebut tak lepas dari banyaknya
masyarakat sekarang yang menginginkan anaknya kelak hidupnya sejahreta dari
sisi ekonomi. Tak heran jika mereka memilihkan anaknya sekolah favorit yang
mereka nilai menjanjikan dan ketika lulus langsung bisa bekerja dengan bekal
ijazah dari sekolah dan perguruan tinggi ternama.
Tantangan pesantren juga terasa berat dengan adanya isu-isu miring yang
diarahkan ke pesantren, baik yang
berasal dari eksternal maupun dari internal pesantren sendiri. Dari luar
masyarakat yang tidak menyukai pendidikan pesantren seringkali menyudutkan
pesantren dengan isu misalnya tidak ada jaminan kalau lulusan pesantren itu menjadi
pribadi yang alim dan ahli ibadah. Memang ada satu dua kasus semisal ada anak
lulusan pesantren yang kemudian berbaur dalam masyarakat dan perilakunya brutal
dan kelewatan. Hal inilah yang kemudian dijadikan sample oleh orang-orang yang
tidak menyukai pesantren.
“Ah.., lulusan pesantren itu
akhlaqnya lebih parah dari lulusan sekolah umum, lihat saja itu si anu, dia
lulusan pesantren tapi kelakuannya seperti itu..!” begitulah kata-kata yang
sering mereka lontarkan untuk menggoyahkan semangat atau keinginan orang yang
ingin menitipkan anaknya di pesantren. Mereka yang tidak menyukai pesantren
lupa atau mungkin menutup mata bahwa jumlah kenakalan anak yang menempuh
pendidikan diluar pendidikan pesantren jumlahnya jauh lebih besar. Sebagai
contoh berapa ratus kasus siswa antar sekolah yang terlibat tawuran,
mengkonsumsi obat terlarang, seks bebas dan kenakalan remaja lainnya karena
kurangnya kontrol dari berbagai pihak.
Hal ini nyaris atau bahkan tidak akan dijumpai di kalangan pesantren.
Jika kita mau jujur dan objektif tentu kita bisa membedakan dan menilai bahwa
lulusan pesantren jelas punya nilai lebih khususnya dibidang agama.
Faktor lain yang menyebabkan turunnya
minat untuk melanjutkan pendidikan ke pesantren adalah adanya sejumlah alumni
yang pernah mengenyam pendidikan pesantren juga enggan menitipkan anaknya.
Mereka menilai pendidikan dan aturan di pesantren terlalu ketat dan merampas
kebebasan. Mereka merasa pesantren adalah penjara yang membatasi ruang gerak
mereka. Tak heran jika alumni yang semacam ini kemudian memilih pendidikan
formal sebagai tempat anaknya menuntut ilmu.Tak cukup itu saja bahkan mereka
malah mempengaruhi orang lain. “Jangan menitipkan anak di pesantren, kasihan
mereka tiap hari, siang malam makan kitab.” Ungkapan itu pernah diucapkan oleh
salah seorang alumni di pulau Madura.
“Anakku tak akan kutitipkan ke pesantren, cukup aku saja yang merasakan pahit
getirnya pesantren,” itu juga kalimat yang sempat terlontar.
Para alumni yang enggan
menitipkan putranya di pesantren barangkali lupa bahwa pesantren itu adalah
lembaga yang memang tempat anak digembleng dan dilatih. Pesantren tak ubahnya
pendidikan dalam kemiliteran. Karena pesantren tempat mencetak manusia yang
diharapkan tangguh, maka tidaklah berlebihan jika pesantren jauh dari kesan
mewah. Kita tentu tahu dan mendengar jika seseorang yang ingin menjadi anggota
TNI dan POLRI harus menjalani beberapa tahapan dan menjalani latihan yang
sangat berat, misalnya masuk gorong-gorong, makan seadanya di dalam hutan,
tidur di hutan dengan dikerubuti nyamuk dan berbagai macam “siksaan” lainnya. Mereka tidur di hutan
bukan karena tidak punya rumah, mereka kekurangan makanan bukan karena mereka
tak punya beras, tetapi semua semata-mata untuk melatih mental mereka agar
ketika mereka lulus menjadi pribadi yang tangguh dan siap dalam segala macam
kondisi.
Begitulah perumpamaan kehidupan
pesantren. Jika kita ingin memanjakan anak tentu tidak di pesantren tempatnya.
Pesantren memang dirancang untuk melatih anak agar senantiasa menjadi pribadi
yang sederhana dan mandiri. Jika di pesantren disediakan makanan enak, tidur di
kasur empuk, nonton tv dan main game itu bukan pesantren tetapi hotel atau tempat
wisata dan tempat bermain.
Dari sinilah dibutuhkan pemikiran
yang jernih dan penuh keikhlasan bagi mereka yang menginginkan anak yang sholeh
dan sholehah. Jika kita bertanya dimanakah dan bagaimana cara mencetak generasi
yang sholeh dan sholehah.?? Tentu pesantrenlah jawabannya. Sering kita dengar
dalam sambutan pernikahan selalu mendoakan semoga mempelai berdua menjadi
keluarga yang sakinah, dikaruniahi anak yang sholeh dan sholehah. Bagaimana
bisa kita mengharap anak yang sholeh dan sholehah jika kita tidak menuntun
mereka kearah sana. Analoginya adalah “Bagaimana bisa anak kita sampai ke Semarang
kalau bus yang kita pilih arahnya menuju Banyuwangi,” Bagaimana kita bisa
berharap anak-anak kita sholeh dan sholehah jika kita tidak memilihkan
pendidikan yang memang arahnya kesana.
Dari sisi kesejahteraan ekonomi barangkali
masih ada anggapan pesantren kurang menjanjikan, namun bukan berarti tidak
bisa. Berapa banyak tokoh yang lulusan pesantren mampu berkiprah dalam
persaingan hidup. Banyak diantara mereka yang menjadi pengusaha dan pejabat
bahkan sampai presiden. Jadi mulailah berfikir positif tentang pesantren dan
yakinlah bahwa rezeki itu kuasa Allah. Ada sebagian orang tua yang menitipkan
anaknya terkadang tidak mencari ridha Allah melainkan mencari aman. Suatu contoh orang tua yang punya
anak gadis ditanya, “Anak anda kenapa dititipkan di pesantren ?”, orang tua
tersebut menjawab, “Ya, karena anak saya perempuan dan jika saya sekolahkan di
sekolah umum saya khawatir terjadi sesuatu dengan dia,”. Jawaban ini tentu
tidak salah, namun alangkah indahnya jika jawabannya adalah semata-mata niat
menitipkan anak hanya karena Allah dan bukan karena ingin menyelamatkan anak dari bahaya pergaulan bebas. Jika niat itu tulus
dan ikhlas tentu orang tua tidak akan peduli anaknya laki-laki atau perempuan
tetap di titipkan di pesantren karena Allah.
Lembaga pesantren sendiri mungkin
sudah saatnya berbenah dan beradaptasi dengan zamannya. Tentu perubahan
tersebut tetap dalam nilai-nilai yang tidak melanggar aturan yang ditetapkan
Allah dan Rasul-Nya. Barangkali ada aturan atau sistem pesantren yang sudah
tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Santri zaman dahulu tidak sama dengan
santri sekarang, dan permasalahanpun semakin kompleks. Misalnya kemudian di pesantren juga mengadakan
pelatihan-pelatihan yang diharapkan setelah santri lulus mereka sudah siap
bersaing dengan lulusan pendidikan formal lainnya.Semoga kedepan pesantren
menjadi salah satu lembaga yang menjadi pilihan nomor satu dan terpercaya. Terlepas
sekolah umum atau pesantren pilihan kita, semoga kita tetap bisa membimbing
anak-anak kita.
Lagi-lagi semua tergantung orang
tua masing-masing, mau diarahkan kemana anak-anak kita.
Catatan orang awam
25 Nopember 2014
Proses Pembuatan SPM untuk Perawatan di Rumah Sakit
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang proses pembuatan SPM (Surat Pernyataan Miskin) yang digunakan oleh warga kurang mampu di Rumah Sakit. Tentu tiap daerah berbeda, yang ingin saya bagi adalah pembuatan SPM di Kabupaten Sumenep karena kebetulan kemarin mengurus SPM untuk salah seorang kerabat .
Prosesnya adalah sebagai berikut :
- Siapkan 1 lembar map dan juga 1 lembar materai yang Rp.6.000,- (Untuk bayi mintalah Surat Keterangan Kelahiran dari Bidan yang menangani)
- Meminta kepada Kepala Desa untuk dibuatkan SPM,
- Tempelkan materai di SPM lalu ditanda tangani atau cap jempol oleh yang bersangkutan dalam hal ini adalah orang yang sedang sakit.
- Jika orang yang sakit sudah lebih dulu masuk ke Rumah sakit mintalah Surat Perawatan dari Rumah Sakit.Surat ini dibutuhkan untuk minta rujukan ke Puskesmas Kecamatan
- Setelah SPM ditempeli materai dan tanda tangan foto copylah 1 lembar.
- Bawalah SPM yang asli dan foto copynya ke kantor Kecamatan setempat untuk minta tanda tangan Camat.
- Setelah ditanda tangani oleh Camat SPM selanjutnya di fotocopy lagi sebanyak 2 lembar, fotocopy KTP sebanyak 2 lembar, fotocopy KK 2 lembar, dan Surat Perawatan dari Rumah Sakit bagi yang sudah lebih dulu masuk ke Rumah Sakit. Semua berkas ini diserahkan kepada petugas di Puskesmas Kecamatan untuk mendapatkan Surat Rujukan.
- Selanjutnya berkas yang dari Puskesmas Kecamatan dibawa ke Dinas Kesehatan bagian pelayanan SPM. Untuk wilayah Sumenep di sebelah timur Taman Bunga dan berada di bagian belakang. Di tempat ini kita butuh orang yang masuk dalam daftar KK. Jadi bagi anda yang mengurus SPM tapi tidak masuk dalam KK wajib membawa keluarga orang yang sakit yang memang satu KK. Disini kelengkapan berkas yang dibutuhkan adalah SPM asli, Bagi bayi sertakan Surat Keterangan Kelahiran, KTP asli dan fotocopynya, KK dan fotocopynya.
- Setelah selesai fotocopy semua berkas sesuai dengan urutannya dan di steples, banyaknya disesuaikan dengan kebutuhan misalnya masing-masing 5 lembar. Serahkan satu bendel fotocopy (yang sudah di steples) ke pihak Dinas Kesehatan bagian SPM dan sisanya digunakan untuk keperluan di rumah sakit.
Sekian apa yang bisa saya bagikan semoga bermanfaat dan yang terpenting semoga kita selalu diberi kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Salam dari ujung timur Madura
PT.GARAM Bersolek
Menjelang pergantian tahun baru 2015 ada suasana berbeda di lokasi Pegaraman I Sumenep. Hal ini dapat dilihat di jalan yang biasa dilalui oleh kendaraan yang mengangkut garam milik PT.Garam (Persero) tepatnya jalan yang menghubungkan Desa Marengan Laok dengan Desa Karanganyar dan Pinggirpapas.
Perbedaan itu antara lain dengan dipasangnya Papan Nama yang bertuliskan "Anda Memasuki Kawasan PT.Garam (Persero) Pegaraman I Sumenep" yang terpasang tepat diperbatasan Desa Marengan Laok dan Desa Karanganyar. Tidak jauh dari papan nama tersebut, ada lagi satu papan yang terpasang bertuliskan "Lahan INI MILIK PT.GARAM (Persero)". Selain itu bangunan kantor yang berada di desa Karanganyar turut dicat sehingga terlihat lebih cerah. Jalan yang berlubang juga ditambal.
Semua itu mengingatkan saya pada moment dimana orang nomor satu di negeri ini yakni Presiden SBY yang pernah berkunjung ke kantor Pegaraman I ini. Saya masih ingat betapa saat itu jalanan disulap hanya dalam waktu sekitar 2 hari. Itu dilakukan tidak lain untuk menyambut kedatangan Sang Presiden.
Sebagai salah seorang warga yang tinggal diantara lahan yang dikelolah oleh PT.GARAM (Persero) ini saya merasa turut gembira melihat kondisi saat ini. Jalan yang sering saya lalui ketika ke kota terasa lebih lancar meskipun tidak semulus jalan protokol, dan ketika malam dan pagi hari masih terasa licin dibeberapa titik karena ceceran garam curah milik PT.Garam.
Ada rasa penasaran dalam hati saya, jangan-jangan ini dilakukan karena mungkin saja akan ada pejabat tinggi negeri ini yang akan berkunjung lagi, misalnya saja Menteri Kelautan dan Perikanan. Saya berharap ini semua dilakukan dengan kesadaran tanpa ada maksud untuk terlihat lebih rapi dan lebih baik dimata pejabat, saya berharap ini murni untuk berbenah dan karena prihatin dengan kondisi jalanan yang selama ini dipenuhi oleh lubang-lubang di sepanjang jalan.Sebab jalan ini tidak hanya digunakan oleh BUMN ini akan tetapi akses masuk menuju dua desa yaitu Karanganyar dan Pinggirpapas.
Terlepas dari semua itu ada hal lain yang menurut saya jauh lebih penting untuk dibenahi oleh PT.GARAM (Persero), yakni bagaimana kedepan PT. Garam bisa lebih baik lagi khususnya hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan warga setempat. Ada beberapa hal yang menurut saya perlu dilakukan PT.Garam diantaranya :
- Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat setempat, misalnya dalam setahun sekali mengadakan pertemuan dengan warga dan tokoh masyarakat. Sehingga diharapkan akan dicapai suatu kesepakatan dan mengurangi gesekan dengan beberapa elemen yang mungkin saja timbul.
- PT. Garam harus lebih transparan terkait program CSR (Corporate Social Responcibility). Selama ini masyarakat menilai PT.Garam kurang atau bahkan tidak memperhatikan kepentingan masyarakat setempat. Ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh pihak PT. Garam saat di demo oleh mahasiswa beberapa waktu lalu yang mengaku sudah menjalankan program CSR serta program kemitraan dan bina lingkungan.
Saya yakin selama dua hal diatas belum dilakukan dengan maksimal oleh PT.Garam maka akan selalu muncul gejolak dalam hubungan PT.Garam dengan masyarakat. PT.Garam mestinya sering duduk bersama dengan aparat desa, tokoh masyarakat dan berbagai elemen yang ada untuk menciptakan suasana yang kondusif. Sehingga suatu saat nanti akan tercipta hubungan yang harmonis antara BUMN ini dengan warga sekitar, semua merasa nyaman dan diperhatikan serta tak ada lagi rasa curiga satu dengan lainnya. "SEMOGA..."
"Harapan Rakyat Jelata"
22 Nopember 2014
Membuat Android menjadi Modem PC
Berawal dari kuota internet di androidku yang melimpah, lalu berfikir
kan eman kalau tidak terpakai hehehe.... Sementara untuk bongkar
pasang kartu di hp android dan dipasang di modem juga merepotkan.
Setelah "aoleng"sejenak lalu coba mencari informasi, akhirnya dapat juga.
Kebetulan hp android saya Lenovo A369i. tapi biasanya dalam hal pengaturan android sama atau miriplah..
Caranya sebagai berikut :
Salam dari ujung timur Madura
Kebetulan hp android saya Lenovo A369i. tapi biasanya dalam hal pengaturan android sama atau miriplah..
Caranya sebagai berikut :
- Siapkan kabel data khusus untuk android . Biasanya sudah disertakan
- Daftarkan paket internet kartu di androidnya
- Instal USB Driver for Mobile Phones sesuai merk handphone . Yang belum punya cari aja di google dengan kata kunci sesuai merk. contoh : "Driver Lenovo A369i". untuk yang merk lenovo ini silakan download disini
- Kemudian sambungkan kabel data ke komputer.
- Masuk ke menu pengaturan/setting di hp android anda.
- Pilih menu Nirkabel dan jaringan.
- Pilih menu Tethering dan portable hotspot.
- Centang menu penambahan usb.
Salam dari ujung timur Madura
Cek Nomor Sendiri Khusus Pengguna Kartu XL 2014
Saat kita di counter mau isi pulsa, atau ada teman yang minta no.hp kita, sedangkan pulsa udah gak cukup untuk sekedar miss call.
Dont Worry...!! kali ini saya bagikan cara cek No.Sendiri khusus pengguna XL
Caranya :
Tekan *123*817# lalu OK
Nang... Ning... Nong.... Udah muncul dech..
Sekian semoga bermanfaat.
Salam dari ujung timur madura
Dont Worry...!! kali ini saya bagikan cara cek No.Sendiri khusus pengguna XL
Caranya :
Tekan *123*817# lalu OK
Nang... Ning... Nong.... Udah muncul dech..
Sekian semoga bermanfaat.
Salam dari ujung timur madura








