Memperpendek Link URL ? Ini Caranya !


Bagi anda yang rutin menggunakan Twitter dan Facebook tentu sering melihat sebuah link url pendek, khususnya link url berita. Misalnya seperti ini : goo.gl/oE62vK

Tujuan dari itu semua adalah tentu agar status Facebook atau Twitter lebih rapi dan enak dilihat. Untuk membuatnya kita harus menggunakan beberapa situs yang memang menyediakan layanan itu. Berikut saya bagikan beberapa situs yang paling sering dimanfaatkan oleh website-website terkenal yaitu Bit.ly , Goo.gl , dan Tinyurl. Untuk meringkas alamat website/blog anda harus mengunjungi link tiga situs diatas, yaitu https://bitly.com/ , https://goo.gl/ dan http://tinyurl.com/

1. bitly.com 

Untuk membuat url pendek silakan anda kunjungi alamatnya di https://bitly.com/. Kemudian tinggal anda masukkan link URL website atau Blog anda. Contohnya : http://abujamiledy.blogspot.co.id/2014/11/membuat-android-menjadi-modem-pc.html. Maka hasilnya akan seperti ini : bit.ly/1o8uHnd.

2. goo.gl 

Untuk membuatnya anda juga harus mengunjungi alamatnya di https://goo.gl/. Lalu masukkan link URL website atau Blognya. Contohnya : http://abujamiledy.blogspot.co.id/2014/11/membuat-android-menjadi-modem-pc.html. Maka hasilnya menjadi : goo.gl/cl2f03

3. tinyurl

Alamatnya adalah http://tinyurl.com/. Caranya juga sama yaitu memasukkan link url website atau Blog ke kolom yang sudah ada misalnya http://abujamiledy.blogspot.co.id/2014/11/membuat-android-menjadi-modem-pc.html hasilnya akan muncul seperti ini : http://tinyurl.com/gl4lmfz

Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat bagi anda semua dan juga saya tentunya :)

Salam dari ujung timur madura

CURHATnya Mantan Preman

Tadi malam dalam sebuah acara duduk dan ngobrol santai dengan seseorang yang beberapa tahun lalu dikenal sebagai preman dan sempat mendekam dibalik jeruji. Jejak  itu masih bisa dilihat dari tatoo yang melekat di tubuhnya. Dua tahun sudah dia melepas masa lajangnya dan sudah dikaruniai dua orang anak. Anak pertamanya meninggal dunia saat baru dilahirkan, sedangkan anaknya yang kedua masih berusia belasan bulan. Dia cerita banyak hal mulai dari pekerjaannya saat ini sebagai abang becak hingga bercerita kehidupannya sehari-hari. Sebagai seorang ayah dia juga cerita tentang perasaan hatinya dan kecemasannya ketika anaknya sakit  Saat asyik ngobrol tiba-tiba dia bertanya dengan nada serius.

“Selama ini saya dikenal sebagai orang yang gak benar, dan saya sangat menyadari akan hal itu. Saya sangat khawatir jangan-jangan nanti anak-anak saya akan melakukan perbuatan seperti yang saya lakukan. Menurut kamu bagaimana?,” tanya dia sambil menatap mata saya kemudian menunduk penuh rasa penyesalan.

Mendengar pertanyaan tersebut sayapun mencoba memberikan jawaban yang sekiranya bisa membuat dia semangat dan tetap optimis menjalani hidup.

"Jangan khawatir kawan, rahmat dan ampunan Allah begitu luas, yakinlah akan hal itu. Selama kita memohon ampun dan mendekatkan diri pada-Nya, pasti Allah akan memberikan yang terbaik".

Semoga Allah selalu memberi hidayah dan menjadikan kita serta keturunan kita termasuk golongan orang-orang sholeh. Aamiin...

Sumenep, 4 Februari 2016

Nama dan Sebutan yang Akan dan Sudah Punah di Bumi Garam

Waktu terus berjalan dan dunia semakin tua, seiring perkembangan zaman banyak hal yang berubah. Perubahan itu tidak hanya berupa perubahan fisik semata akan tetapi juga dalam berbagai hal termasuk komunikasi, sebutan serta nama orang.

Kali ini yang ingin saya tulis dan ceritakan adalah perubahan sebutan dan juga nama orang di bumi asal garam yaitu desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Dan hal ini menurut saya tidak hanya di tempat ini saja tetapi di tempat lain sepertinya tidak jauh berbeda.

Dari sisi penggunaan nama orang misalnya, sangat jauh berbeda era 70-80an dan era tahun 2000. Misalnya era tahun70an hingga 80an banyak nama-nama yang masih merupakan nama-nama lokal yang dipakai secara turun temurun dan sesuai moment kelahirannya, misalnya jika lahir dalam kondisi berkalungkan ari-ari diberi nama “Kalong” (kalung), jika lahir bulan maulid diberi nama “Molod”(maulid), serta nama-nama lokal di desa ini misalnya Masrawi, Sarbu, Dinarmi, Suhaena dll. Akan tetapi memasuki era tahun 90an hingga 2000 mulailah masuk nama-nama “import” yang berasal dari kalangan artis atau sinetron serta orang terkenal di masa itu hingga saat ini, misalnya “Fendy Pradana, Hengky Tornando, Tiara dll.”

Berikut sedikit contoh nama orang yang akan ditinggalkan dan tidak digunakan lagi oleh para orang tua yang akan punya anak dan melahirkan saat ini. Kalaupun ada mungkin nama ini adalah “edisi terakhir” karena dianggap sudah tidak update dan tidak keren. Nama-nama itu adalah :
-    Kalong
-    Molod
-    Musahwi
-    Masrawi
-    Sarbu
-    Jumak
-    Buwani
-    Busani
-    Asbe
-    Junawi
-    Sarimin
-    Sadibi
-    Emmo
-    Sahu
-    Dll.
Nama-nama itu mungkin akan digantikan oleh :
-    Andhika
-    Kevin
-    Febry
-    Steven
-    Jessica
-    Andre
-    Dll.

Sementara sebutan yang sudah dipastikan akan punah adalah :
-    Mamak (Ayah)
-    Mbok (Ibu)
-    Towa (Kakek atau Nenek)
-    Kae (Kakek)
-    Nyai (Nenek)
-    Mbuk (kakak perempuan)
-    dan beberapa sebutan lainnya
Sebutan itu mungkin dan sebagian sudah digantikan dengan sebutan :
-    Papa (Ayah)
-    Mama (Ibu)
-    Mbah ( Nenek atau Kakek)
-    Mbak (Kakak perempuan)
-    dan  beberapa sebutan lainnya

Namun apapun itu semoga tidak mengurangi makna dari nama atau sebutan dan semoga tidak menghilangkan rasa cinta dan hormat kita kepada keluarga dan juga lingkungan sekitar. Dan semoga kita bisa memilihkan nama yang baik sekaligus berfungsi sebagai do’a untuk anak-anak kita. Aamiin…

Catatan Orang Awam

Salam dari ujung timur Madura

Cara Menyimpan Nomor HP Sendiri untuk Orang Buta Huruf dan Lansia


Saya menemukan cara ini secara tidak sengaja saat suatu pagi ada orang yang sudah lanjut usia mau mengisi pulsa ke tempat saya. Saat itu orang tersebut menyodorkan HPnya untuk di isi pulsa. Saat saya lihat di wallpapernya nampak ada gambar dengan foto lengkap dengan nama dan juga nomor HPnya dengan tulisan besar. Melihat wallpaper tersebut saya tersenyum sendiri, saya berfikir bahwa anak atau cucu dari kakek itu adalah orang yang pintar dan kreatif.

Bisa kita fahami memang agak kerepotan juga jika orang yang sudah lanjut usia yang tidak hafal akan nomornya sendiri harus membuka kontak nomor HPnya untuk melihat nomor, apalagi misalnya orang tersebut tidak bisa membaca alias buta huruf.

Nah, apa yang dilakukan oleh keluarga si kakek itu mungkin bisa kita tiru untuk mempermudah saat mengisi pulsa atau ada orang yang meminta nomor HPnya. Tips ini tentu tidak berlaku untuk HP jadul yang tidak bisa menampilkan wallpaper dengan jenis gambar  buatan sendiri.

Demikian semoga bermanfaat.

Salam dari ujung timur Pulau Madura

Kisah Guru di Negeriku

Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan.

Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar  biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh.

“Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya.
“Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini.

Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km.

Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu.

“Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran.
“Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum.
“Haa….,” saya tersentak tak percaya.

Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka

Salam dari ujung timur Madura
Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, tern

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, tern

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Kisah Seru di Hari Guru 26 November 2015 17:37:38 Diperbarui: 26 November 2015 17:47:26 Dibaca : 5 Komentar : 0 Nilai : 0 Kisah Seru di Hari Guru Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh. “Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya. “Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini. Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km. Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu. “Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran. “Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum. “Haa….,” saya tersentak tak percaya. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka Salam dari ujung timur Madura

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Kisah Seru di Hari Guru 26 November 2015 17:37:38 Diperbarui: 26 November 2015 17:47:26 Dibaca : 5 Komentar : 0 Nilai : 0 Kisah Seru di Hari Guru Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh. “Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya. “Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini. Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km. Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu. “Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran. “Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum. “Haa….,” saya tersentak tak percaya. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka Salam dari ujung timur Madura

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Kisah Seru di Hari Guru 26 November 2015 17:37:38 Diperbarui: 26 November 2015 17:47:26 Dibaca : 5 Komentar : 0 Nilai : 0 Kisah Seru di Hari Guru Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh. “Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya. “Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini. Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km. Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu. “Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran. “Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum. “Haa….,” saya tersentak tak percaya. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka Salam dari ujung timur Madura

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb

Kemegahan Masjid Agung Sumenep


Masjid ini merupakan kebanggaan masyarakat Madura khususnya Kabupaten Sumenep. Terletak di jantung kota Sumenep dan masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Panembahan Somala. Menurut cacatan sejarah arsitektur bangunan masjid sendiri, secara garis besar banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa, dan Madura, salah satunya dapat dilihat pada pintu gerbang masjid yang corak arsitekturnya bernuansa kebudayaan Tiongkok.


Bagaimana ?? anda tertarik melihatnya ?.. kami tunggu kedatangannya :)

Salam dari ujung timur Madura 

https://twitter.com/abujamiledy
https://www.facebook.com/abu.jamiledy 

Kisah Si Tua Rentah di Negeri Tercinta

Namanya Sarmi, perempuan rentah ini tinggal di sebuah dusun di Desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Betapa sangat mengiris hati kisah ibu yang satu ini. Selama puluhan tahun beliau hidup seorang diri, sebelumnya dia punya seorang anak dan dua orang cucu. Anak  Ibu Sarmi bernama Maryam, saat masih kecil Maryam sudah ditinggal oleh sang ayah dan menjadi yatim.
Maryampun tumbuh menjadi seorang gadis cerdas dan cantik di desanya, saat di bangku sekolah dia sering dapat nilai tinggi, tak heran jika banyak lelaki yang tertarik akan kecantikannya. Saya tahu persis karena dia adalah teman sekolah saya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Selepas menamatkan pendidikan di sekolah dasar gadis cantik ini tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi. Selang beberapa waktu kemudian Maryam menikah dengan seorang lelaki yang masih satu kampung dan tinggal bersama ibunya yaitu Ibu Sarmi. Pasangan ini kemudian dikaruniahi dua orang anak laki-laki, mereka hidup seperti kebanyakan masyarakat lainnya.
Duka mulai datang tatkala Maryam jatuh sakit selama berbulan-bulan dan pada akhirnya Allah memanggilnya. Maryam tutup usia saat masih muda dan meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Setelah Maryam meninggal sang suami pulang ke rumah orang tuanya. Tinggallah saat itu Ibu Sarmi beserta dua orang cucunya yang masih kecil.
Duka belum berakhir, disaat ibu Sarmi masih terngiang-ngiang dan kehilangan Maryam tak berapa lama cucunya yang kedua juga mengikuti sang ibu menghadap Ilahi, tak sampai disitu beberapa tahun kemudian cucunya yang pertama juga turut serta meninggalkannya sendirian. Lengkap sudah derita ibu Sarmi, dia ditinggalkan orang-orang terkasih dalam hidupnya. Akhirnya kini selama bertahun-tahun perempuan tua ini hidup seorang diri. Dia sempat menjadi buruh garam sebelum akhirnya mengundurkan diri karena merasa tidak kuat lagi dengan pekerjaan di tengah teriknya sang matahari. Saat ini dia hanya makan dengan mengandalkan belas kasihan  orang-orang di sekitarnya.
Di usianya yang sudah senja beliu hidup sendirian di sebuah rumah yang jauh dari kesan layak. Tak ada langit-langit di rumah ini, dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu banyak terdapat lubang disana-sini dengan ditambal benda seadanya. Saya membayangkan ketika malam hari betapa sangat dingin rasanya angin malam dan saat hujan datang.
Di rumah kecil ini terdapat tiga ruangan yaitu ruangan depan, sebuah kamar kecil dan ruang dapur yang sangat sempit di bagian belakang. Di ruangan depan terdapat sebuah amben yang digunakan sebagai tempat tidur dan dua buah kurni kuno. Sementara di ruangan kamar terdapat sebuah lemari kuno nan kusam dan ranjang yang tidak ditempati, di ranjang ini terdapat beberapa bantal yang sudah dikemas dalam karung. Bantal-bantal ini dimasukkan kedalam karung karena khawatir dicabik-cabik tikus. Sedangkan dibagian belakang terdapat ruang yang sangat sempit sebagai dapur. Tak ada tabung elpiji di tempat ini, yang ada hanya tunggu perapian dari bongkahan batu  dan kayu bakar serta sebuah gentong air. Ruangan ini sangat kusam dan kehitaman terkena asap api setiap hari.  Saat saya memasuki dapur di rumah ini terlihat  seekor ayam meloncat keluar dari lubang yang terdapat di dinding, maklum saja lubang terdapat disana-sini. Untuk penerangan wanita tua ini mengandalkan belas kasihan tetangga sebelah yang rela menyumbang sebuah lampu untuk penerangan dan rela memberi air untuk kebutuhan sehari-hari.
Sungguh sangat menyentuh hati nasib perempuan tua ini, saat saya menemuinya air mata saya tak terbendung melihat sandal yang dipakainya sudah putus talinya tapi beliau tetap memakainya dan tali sandal tersebut diikat dengan tali kecil.
Ya Allah.. semoga beliau diberi ketabahan dan kelak ditempatkan di tempat terbaik 

Jum'at, 2 Oktober 2015
Catatan Rakyat Jelata

Powered by Blogger.