Pesta demokrasi lima tahunan akan
digelar bulan April 2014 mendatang. Berbagai persiapan sudah dilakukan baik
oleh pelaksana yaitu KPU dan juga parpol peserta Pemilu. Para caleg sudah mulai
sibuk dengan berbagai macam persiapan, mulai dari persiapan atribut maupun
persiapan lainnya. Gambar-gambar dengan berbagai macam ukuran mulai memenuhi
kanan kiri jalan dan di lokasi strategis lainnya. Berbagai macam janji dan
kata-kata manis bertebaran menghiasi foto para caleg.
Kesibukan dari para caleg ini
dapat kita lihat dan kita rasakan saat ini di sekitar kita. Hilir mudik mobil
dengan berbagai macam gambar yang menempel berkeliling dari kota hingga pelosok
desa. Dibalik semua itu ternyata aktifitas para caleg ini membawa berkah
tersendiri bagi sebagian masyarakat. Tempat-tempat percetakaan misalnya
mendadak kebanjiran order. Banyak tempat percetakan bahkan kewalahan untuk
mencetak keperluan para caleg hingga lemburpun dilakukan untuk mengatasi
membludaknya pesanan. Untuk atribut Caleg DPRD Kabupaten saja misalnya bisa menelan
dana hingga puluhan juta rupiah, apalagi Caleg DPRD Provinsi dan Caleg DPR RI,
tentu jauh lebih besar lagi.
Dari sisi ekonomi tentu ini menggembirakan,
berapa banyak tenaga yang terserap untuk perhelatan lima tahunan ini. Jumlah
pengangguranpun bisa sedikit berkurang di tahun politik ini. Maklum saja, baik
KPU Pusat hingga daerah banyak membutuhkan tenaga untuk kepentingan persiapan
Pemilu. Terlebih lagi dibidang percetakan yang memproduksi berbagai macam
pernak-pernik Pemilu, baik pesanan dari pihak KPU maupun kebutuhan para Caleg.
Pertemuan dan pendekatan kepada kontestuenpun
mulai dilakukan. Karena mereka berfikir tidak cukup hanya sosialisasi melalui
media yang ada, maka para calegpun silih berganti turun untuk sekedar bertatap
muka dan bertegur sapa dengan masyarakat. Pertemuan demi pertemuan yang dikemas
dengan berbagai macam kemasan digelar, entah itu bentuknya silaturrahmi atau
temu kader. Tidak jarang dalam setiap pertemuan dengan masyarakat para caleg
membagi-bagikan atribut berupa kaos, kalender, stiker dan bermacam atribut
lainnya. Dan yang terpenting dalam setiap acara yang dihadiri oleh para caleg adalah
amplop yang berisi uang puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
Bisa dibayangkan berapa besar
perputaran uang di tahun politik ini. Inilah
Berkah sesaat di tahun politik. Masyarakat awampun berfikir dan berandai-andai,”Andai saja pertemuan
semacam ini dilakukan setiap bulan atau bahkan tiap minggu, alangkah
senangnya”.
Para caleg yang umumnya memang
berasal dari kalangan berduit dan berdasi ini mendadak dermawan dan murah
senyum. Pemandangan yang sulit dilihat di gedung-gedung wakil rakyat negeri ini,
dimana ketika seseorang misalnya mengajukan proposal kegiatan kepada anggota dewan
harus bolak-balik namun akhirnya hanya dapat bantuan sekedar cukup mengganti
bensin dan uang makan si pembawa proposal, atau bahkan harus kembali dengan
tangan hampa.
Harapan rakyat akan adanya
perubahan yang lebih baik dan untuk mendapatkan wakil yang bisa memperjuangkan
rakyat dan sekaligus dekat dengan rakyat hanyalah harapan yang sulit
terealisasi, sebab mayoritas para caleg ini setelah terpilih dan duduk di kursi
dewan pelan tapi pasti akan menjauh dari rakyat. Ibarat kata pepatah “Hangat-hangat tahi ayam”.
Yang pasti moment itu akan terulang
lagi lima tahun mendatang.
Catatan rakyat jelata