Lirik Lagu Rohatil Ahyaru Tasydud ( Kisah Sang Rasul )


Lagu ini begitu populer saat ini di kalangan umat Islam, tidak hanya di dalam negeri bahkan hingga ke negeri tetangga seperti Malaysia, Bunei dan Singapura. Oleh karena itu kali ini saya ingin berbagi lagu yang dipopulerkan oleh Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaff ini. Semoga dengan lagu ini kita lebih mencintai lagi Baginda Rasulullah SAW dan menjadi insan yang mendapat syafa'at Baginda Rasulullah SAW.

Berikut lirik lagunya :


رَاحَتِ الاَطيَارُ تَشدُو فِى لِيَالىِ المَولِدِ

وَبَرِيقُ النُّورِيَبدُو مِن مَعَانِى اَحمَدِ

فِى لَيَالِى المَولِدِ


Rohatil Athyaaru Tasyduu
Bi Layaalil Mawlidi

{Burung-burung berkicau bahagia di malam kelahiran Nabi }

Wa Bariiqun Nuuri Yabdu
Min Ma'aanii Ahmadi
Fii Layaalil mawlidi
{ Dan kilatan cahaya terpancar penuh makna dari Ahmad Sang Nabi di malam kelahirannya }

~~~

Abdullah nama ayahnya, Aminah ibundanya

Abdul Muthalib kakenya, Abu Thalib pamannya
Khadijah istri setia, Fathimah putri tercinta
Semua bernasab mulia, dari Quraisy ternama
Inilah kisah sang Rosul, yang penuh suka duka 2 x
yang penuh suka duka, yang penuh suka duka
~~~
Dua bulan di kandungan, wafat ayahandanya
Tahun Gajah dilahirkan, yatim dengan kakeknya
Sesuai adat yang ada, disusui Halimah
Enam tahun usianya, wafat ibu tercinta
Inilah kisah sang Rosul, yang penuh suka duka 2 x
yang penuh suka duka, yang penuh suka duka
~~~
Delapan tahun usia, kakek meninggalkannya
Abu Thalib pun menjaga, paman paling membela
Saat kecil penggembala, dagang saat remaja
Umur dua puluh lima, memperistri Khadijah
Inilah kisah sang Rosul, yang penuh suka duka 2 x
yang penuh suka duka, yang penuh suka duka
~~~
Diumur ketiga puluh, mempersatukan bangsa
Saat peletakan batu, Hajar Aswad mulia
Genap 40 tahun, mendapatkan risalah
Ia pun menjadi Rosul, akhir para Anbiya
Inilah kisah sang Rosul, yang penuh suka duka 2 x
yang penuh suka duka, yang penuh suka duka

Beda Kulit Beda Ongkos ??!

Malam itu tepatnya malam menyambut tahun baru 2017 yaitu Sabtu, 31 Desember 2016 sekitar jam 20.30 WIB usai dari rumah saudara saya sekeluarga naik bus kecil jurusan Blitar -Malang. Ini adalah bus terakhir di Terminal Patria Blitar yang melayani jurusan Malang, atau kita harus menunda keberangkatan hingga dini hari jika lepas dari jam tersebut.

Baru beberapa menit berangkat tiba-tiba bus berhenti karena ada penumpang yang hendak naik, "Bahasa Inggris, aku gak ngerti..!", teriak  kernet di bagian pintu belakang bus. "Walah, sekolahmu opo kok gak ngerti boso inggris," jawab sang sopir. Sayapun menoleh kearah belakang, dan betul saja di pintu belakang terlihat dua orang bule yang sudah naik ke dalam bus.

Salah satu turis berjalan ke depan dan berhenti tepat disamping saya duduk, " Hotel..Lestari..Jalan.. Mer..de..ka.." kata si turis sambil terbata-bata dalam mengucapkannya. Sang sopir akhirnya mengerti jika turis ini hendak menuju hotel Lestari di Jalan Merdeka Blitar.

Bus kemudian segera melanjutkan lajunya, kernet bagian belakang  maju ke bagian depan dan berunding dengan sopir serta kernet bagian depan. " Berapa ongkosnya ?", tanya si kernet. "Bilang saja one hundred thousand (Seratus ribu) ," kata kernet bagian depan yang kelihatannya mengerti bahasa inggris. Mendengar itu saya terkejut, waduuuhhh kok mahal banget, padahal saya dari Blitar ke Malang saja diminta untuk bayar Rp. 25.000.

Setelah beberapa detik kernet bagian depan tersebut menghampiri dua orang bule dan menyampaikan ongkos yang harus dibayar," twenty thousand ( 20.000,-)", Saya tetap berfikir itu mahal,

Benar saja sang turis menolak dan hanya bersedia membayar Rp.10.000,- untuk perjalanan yang hanya ditempuh sekitar 1-2 menit saja yakni turun di jalan pertigaan yang menuju jalan Merdeka mengingat jalan tersebut bukan jalur bus.

Saya kemudian bertanya dalam hati, " Apa memang demikian sikap kita terhadap warga asing ??,". Haruskah kita terapkan harga yang berbeda hanya karena mereka berbeda kulit ??

Powered by Blogger.