Nama dan Sebutan yang Akan dan Sudah Punah di Bumi Garam

Waktu terus berjalan dan dunia semakin tua, seiring perkembangan zaman banyak hal yang berubah. Perubahan itu tidak hanya berupa perubahan fisik semata akan tetapi juga dalam berbagai hal termasuk komunikasi, sebutan serta nama orang.

Kali ini yang ingin saya tulis dan ceritakan adalah perubahan sebutan dan juga nama orang di bumi asal garam yaitu desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Dan hal ini menurut saya tidak hanya di tempat ini saja tetapi di tempat lain sepertinya tidak jauh berbeda.

Dari sisi penggunaan nama orang misalnya, sangat jauh berbeda era 70-80an dan era tahun 2000. Misalnya era tahun70an hingga 80an banyak nama-nama yang masih merupakan nama-nama lokal yang dipakai secara turun temurun dan sesuai moment kelahirannya, misalnya jika lahir dalam kondisi berkalungkan ari-ari diberi nama “Kalong” (kalung), jika lahir bulan maulid diberi nama “Molod”(maulid), serta nama-nama lokal di desa ini misalnya Masrawi, Sarbu, Dinarmi, Suhaena dll. Akan tetapi memasuki era tahun 90an hingga 2000 mulailah masuk nama-nama “import” yang berasal dari kalangan artis atau sinetron serta orang terkenal di masa itu hingga saat ini, misalnya “Fendy Pradana, Hengky Tornando, Tiara dll.”

Berikut sedikit contoh nama orang yang akan ditinggalkan dan tidak digunakan lagi oleh para orang tua yang akan punya anak dan melahirkan saat ini. Kalaupun ada mungkin nama ini adalah “edisi terakhir” karena dianggap sudah tidak update dan tidak keren. Nama-nama itu adalah :
-    Kalong
-    Molod
-    Musahwi
-    Masrawi
-    Sarbu
-    Jumak
-    Buwani
-    Busani
-    Asbe
-    Junawi
-    Sarimin
-    Sadibi
-    Emmo
-    Sahu
-    Dll.
Nama-nama itu mungkin akan digantikan oleh :
-    Andhika
-    Kevin
-    Febry
-    Steven
-    Jessica
-    Andre
-    Dll.

Sementara sebutan yang sudah dipastikan akan punah adalah :
-    Mamak (Ayah)
-    Mbok (Ibu)
-    Towa (Kakek atau Nenek)
-    Kae (Kakek)
-    Nyai (Nenek)
-    Mbuk (kakak perempuan)
-    dan beberapa sebutan lainnya
Sebutan itu mungkin dan sebagian sudah digantikan dengan sebutan :
-    Papa (Ayah)
-    Mama (Ibu)
-    Mbah ( Nenek atau Kakek)
-    Mbak (Kakak perempuan)
-    dan  beberapa sebutan lainnya

Namun apapun itu semoga tidak mengurangi makna dari nama atau sebutan dan semoga tidak menghilangkan rasa cinta dan hormat kita kepada keluarga dan juga lingkungan sekitar. Dan semoga kita bisa memilihkan nama yang baik sekaligus berfungsi sebagai do’a untuk anak-anak kita. Aamiin…

Catatan Orang Awam

Salam dari ujung timur Madura

Cara Menyimpan Nomor HP Sendiri untuk Orang Buta Huruf dan Lansia


Saya menemukan cara ini secara tidak sengaja saat suatu pagi ada orang yang sudah lanjut usia mau mengisi pulsa ke tempat saya. Saat itu orang tersebut menyodorkan HPnya untuk di isi pulsa. Saat saya lihat di wallpapernya nampak ada gambar dengan foto lengkap dengan nama dan juga nomor HPnya dengan tulisan besar. Melihat wallpaper tersebut saya tersenyum sendiri, saya berfikir bahwa anak atau cucu dari kakek itu adalah orang yang pintar dan kreatif.

Bisa kita fahami memang agak kerepotan juga jika orang yang sudah lanjut usia yang tidak hafal akan nomornya sendiri harus membuka kontak nomor HPnya untuk melihat nomor, apalagi misalnya orang tersebut tidak bisa membaca alias buta huruf.

Nah, apa yang dilakukan oleh keluarga si kakek itu mungkin bisa kita tiru untuk mempermudah saat mengisi pulsa atau ada orang yang meminta nomor HPnya. Tips ini tentu tidak berlaku untuk HP jadul yang tidak bisa menampilkan wallpaper dengan jenis gambar  buatan sendiri.

Demikian semoga bermanfaat.

Salam dari ujung timur Pulau Madura

Kisah Guru di Negeriku

Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan.

Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar  biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh.

“Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya.
“Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini.

Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km.

Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu.

“Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran.
“Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum.
“Haa….,” saya tersentak tak percaya.

Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka

Salam dari ujung timur Madura
Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, tern

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, tern

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Kisah Seru di Hari Guru 26 November 2015 17:37:38 Diperbarui: 26 November 2015 17:47:26 Dibaca : 5 Komentar : 0 Nilai : 0 Kisah Seru di Hari Guru Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh. “Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya. “Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini. Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km. Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu. “Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran. “Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum. “Haa….,” saya tersentak tak percaya. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka Salam dari ujung timur Madura

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Kisah Seru di Hari Guru 26 November 2015 17:37:38 Diperbarui: 26 November 2015 17:47:26 Dibaca : 5 Komentar : 0 Nilai : 0 Kisah Seru di Hari Guru Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh. “Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya. “Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini. Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km. Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu. “Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran. “Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum. “Haa….,” saya tersentak tak percaya. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka Salam dari ujung timur Madura

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb
Kisah Seru di Hari Guru 26 November 2015 17:37:38 Diperbarui: 26 November 2015 17:47:26 Dibaca : 5 Komentar : 0 Nilai : 0 Kisah Seru di Hari Guru Selasa siang kemarin 24 November 2015 saat melewati wilayah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep saya bersama seorang teman berteduh di teras sebuah rumah di pinggir jalan karena saat itu wilayah tersebut diguyur hujan. Beberapa menit kemudian juga ikut berteduh dua orang yang ternyata berprofesi sebagai guru. Sambil menunggu hujan reda kamipun mengobrol. Bapak guru ini berasal dari Desa Kalianget Timur yaitu sebuah desa paling ujung di daratan pulau Madura dan mengajar di SDN di sebuah desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan. Saya merasa kaget mendengar cerita dua orang guru ini, ternyata mereka berdua setiap hari pulang pergi dari Kalianget ke Pasongsongan. Ini sangat luar biasa menurut saya karena jarak yang harus ditempuh bapak-bapak guru ini sangat jauh. “Jika Bapak setiap hari pulang berapa jam perjalanan itu Pak ?,” Tanya saya. “Kurang lebih 1 jam 20 menit dik, dengan jarak lebih dari 50 km,” jawab Bapak Guru ini. Wah, bisa dibayangkan setiap hari dua orang guru ini harus menempuh jarak sejauh itu. Dengan jarak 50 km saja dalam 2 hari perjalanan yang harus ditempuh oleh mereka adalah 200 km. Ini berarti lebih jauh dari jarak antara Kalianget – Surabaya yang hanya 166 km. Guru-guru ini juga bercerita bila musim hujan tak jarang mereka sampai di rumah saat adzan maghrib. Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka setiap hari menempuh jarak sejauh itu. “Ngomong-ngomong Bapak sudah berapa lama bertugas di SDN tersebut Pak ?,” Tanya saya penasaran. “Masih baru kok Dik, baru 22 tahun,” Jawab Pak Guru sambil tersenyum. “Haa….,” saya tersentak tak percaya. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kekuatan pada guru-guru seperti mereka Salam dari ujung timur Madura

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abujamiledy/kisah-seru-di-hari-guru_5656e0f2f27e61320909bfdb

Kemegahan Masjid Agung Sumenep


Masjid ini merupakan kebanggaan masyarakat Madura khususnya Kabupaten Sumenep. Terletak di jantung kota Sumenep dan masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Panembahan Somala. Menurut cacatan sejarah arsitektur bangunan masjid sendiri, secara garis besar banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa, dan Madura, salah satunya dapat dilihat pada pintu gerbang masjid yang corak arsitekturnya bernuansa kebudayaan Tiongkok.


Bagaimana ?? anda tertarik melihatnya ?.. kami tunggu kedatangannya :)

Salam dari ujung timur Madura 

https://twitter.com/abujamiledy
https://www.facebook.com/abu.jamiledy 

Kisah Si Tua Rentah di Negeri Tercinta

Namanya Sarmi, perempuan rentah ini tinggal di sebuah dusun di Desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Betapa sangat mengiris hati kisah ibu yang satu ini. Selama puluhan tahun beliau hidup seorang diri, sebelumnya dia punya seorang anak dan dua orang cucu. Anak  Ibu Sarmi bernama Maryam, saat masih kecil Maryam sudah ditinggal oleh sang ayah dan menjadi yatim.
Maryampun tumbuh menjadi seorang gadis cerdas dan cantik di desanya, saat di bangku sekolah dia sering dapat nilai tinggi, tak heran jika banyak lelaki yang tertarik akan kecantikannya. Saya tahu persis karena dia adalah teman sekolah saya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Selepas menamatkan pendidikan di sekolah dasar gadis cantik ini tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi. Selang beberapa waktu kemudian Maryam menikah dengan seorang lelaki yang masih satu kampung dan tinggal bersama ibunya yaitu Ibu Sarmi. Pasangan ini kemudian dikaruniahi dua orang anak laki-laki, mereka hidup seperti kebanyakan masyarakat lainnya.
Duka mulai datang tatkala Maryam jatuh sakit selama berbulan-bulan dan pada akhirnya Allah memanggilnya. Maryam tutup usia saat masih muda dan meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Setelah Maryam meninggal sang suami pulang ke rumah orang tuanya. Tinggallah saat itu Ibu Sarmi beserta dua orang cucunya yang masih kecil.
Duka belum berakhir, disaat ibu Sarmi masih terngiang-ngiang dan kehilangan Maryam tak berapa lama cucunya yang kedua juga mengikuti sang ibu menghadap Ilahi, tak sampai disitu beberapa tahun kemudian cucunya yang pertama juga turut serta meninggalkannya sendirian. Lengkap sudah derita ibu Sarmi, dia ditinggalkan orang-orang terkasih dalam hidupnya. Akhirnya kini selama bertahun-tahun perempuan tua ini hidup seorang diri. Dia sempat menjadi buruh garam sebelum akhirnya mengundurkan diri karena merasa tidak kuat lagi dengan pekerjaan di tengah teriknya sang matahari. Saat ini dia hanya makan dengan mengandalkan belas kasihan  orang-orang di sekitarnya.
Di usianya yang sudah senja beliu hidup sendirian di sebuah rumah yang jauh dari kesan layak. Tak ada langit-langit di rumah ini, dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu banyak terdapat lubang disana-sini dengan ditambal benda seadanya. Saya membayangkan ketika malam hari betapa sangat dingin rasanya angin malam dan saat hujan datang.
Di rumah kecil ini terdapat tiga ruangan yaitu ruangan depan, sebuah kamar kecil dan ruang dapur yang sangat sempit di bagian belakang. Di ruangan depan terdapat sebuah amben yang digunakan sebagai tempat tidur dan dua buah kurni kuno. Sementara di ruangan kamar terdapat sebuah lemari kuno nan kusam dan ranjang yang tidak ditempati, di ranjang ini terdapat beberapa bantal yang sudah dikemas dalam karung. Bantal-bantal ini dimasukkan kedalam karung karena khawatir dicabik-cabik tikus. Sedangkan dibagian belakang terdapat ruang yang sangat sempit sebagai dapur. Tak ada tabung elpiji di tempat ini, yang ada hanya tunggu perapian dari bongkahan batu  dan kayu bakar serta sebuah gentong air. Ruangan ini sangat kusam dan kehitaman terkena asap api setiap hari.  Saat saya memasuki dapur di rumah ini terlihat  seekor ayam meloncat keluar dari lubang yang terdapat di dinding, maklum saja lubang terdapat disana-sini. Untuk penerangan wanita tua ini mengandalkan belas kasihan tetangga sebelah yang rela menyumbang sebuah lampu untuk penerangan dan rela memberi air untuk kebutuhan sehari-hari.
Sungguh sangat menyentuh hati nasib perempuan tua ini, saat saya menemuinya air mata saya tak terbendung melihat sandal yang dipakainya sudah putus talinya tapi beliau tetap memakainya dan tali sandal tersebut diikat dengan tali kecil.
Ya Allah.. semoga beliau diberi ketabahan dan kelak ditempatkan di tempat terbaik 

Jum'at, 2 Oktober 2015
Catatan Rakyat Jelata

Cara Melihat dan Membatalkan Permintaan Pertemanan di FB yang Belum dikonfirmasi


Bagaimana rasanya jika permintaan pertemanan yang kita kirim tidak dikonfirmasi selama berbulan-bulan bahkan sudah berganti tahun, tentu tidak enak juga :). 
Daripada permintaan kita dicuekin dan dibiarin terkatung-katung ada baiknya kita lihat kembali daftar permintaan kita tersebut. Dan apabila anda berubah fikiran serta ingin membatalkannya berikut saya bagikan caranya.

  1. Silakan anda masuk ke alamat  ini :  https://www.facebook.com/friends/requests/?fcref=none&outgoing=1 atau jika tidak ingin repot-repot langsung Klik Disini. Jika lewat HP langsung saja ke alamat ini: https://m.facebook.com/friends/center/requests/outgoing/ atau bisa langsung Klik Disini
  2.  Jika anda ingin membatalkan permintaan arahkan saja cursor ke tombol "Permintaan Pertemanan Telah Terkirim" lalu klik "Batalkan Permintaan". ( lihat gambar diatas )

Update :
Bisa juga dengan masuk ke link ini : https://mobile.facebook.com/friends/center/requests/outgoing?_rdr
atau Klik disini.

Wah.. ternyata mudah bukan.??

Memang jika kita tidak tahu caranya akan sedikit bingung atau benar-benar pusing hehehe…
Jika ada cara yang lebih cepat mohon di share di kolom komentar.


Semoga bermanfaat

Salam dari ujung timur Madura

Cara Mudah Download Aplikasi Android di Komputer


Bagi anda pengguna Android yang ingin mendownload aplikasi serta menyimpannya dalam komputer berikut saya bagikan cara mudah download aplikasi android lewat komputer.
  1. Cari dan pilih aplikasi yang ingin anda download di Google Play.
  2. Copy URL atau alamat situs Aplikasi di Google Play tersebut.
  3. Buka situs berikut ini http://apps.evozi.com/apk-downloader/ lalu paste URL  tadi pada kolom "package name or Google Play URL", kemudian Klik "Generate Download Link". (warna biru)
  4. Kemudian klik "Click here to download ........ now. (warna hijau) 
Setelah itu file yang sudah di download silakan dikirim ke Andorid anda untuk kemudian di install.
Sekian semoga bermanfaat
Salam dai ujung timur Madura

Mengatasi Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Pada Posting Blog

Masalah ini saya alami beberapa kali saat buat postingan di blog. Karena keseringan akhirnya saya mencoba mencari informasi dan alhamdulillah akhirnya saya menemukannya :).

Penyebab Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE itu sendiri katanya karena saat kita bikin postingan kita copas teks dari MS Word dengan cara Select All (Ctrl+A). Format yang mungkin bentrok antara format Word dan Blogger

Untuk mengatasinya mungkin kita bisa mencoba beberapa cara berikut :
  1. Hindari postingan dengan copas teks dari MS Word dengan cara Select All  ( Ctrl+A)
  2. Apabila copas dari Word, highlight scroll dari atas sampai bawah dengan mouse.
  3. Pindahkan dahulu teks dari MS Word ke Wordpad, lalu Select All  ( Ctrl+A) 
  4. Copas dari artikel yang rusak tadi ke posting baru
Demikian cara mengatasi masalah Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE. Semoga bermanfaat, 
Salam dari ujung timur Madura

Antri Botol di RSU Dr.Soetomo Surabaya

Dari dulu saya sering dengar dan penasaran ingin tahu katanya kalau mau periksa di RSU Dr.Soetomo jika ingin dapat nomor antrian agak cepat atau awal harus melalui suatu proses yang namanya "Ngantri Botol". Jika ini tidak dilakukan maka bersiap-siaplah untuk mendapat nomor antri diatas 700.
Saat mendampingi kakak operasi kebetulan sepupu istri mau periksa dan saya diminta untuk ikut antri botol.

Tanggal 6 Mei 2015 Jam 23:20 WIB saya berjalan menuju depan ruang antri dan ternyata disana sudah banyak orang berkumpul. Karena baru pertama kali saya beranikan diri bertanya pada salah seorang yang berada disitu.
"Maaf Pak, gimana cara antri botol?,".
"Oh, sampeyan daftar dulu Mas,"
Saya segera mendekati "relawan" yang mencatat.
"BPJS atau JKN ?" tanya si petugas tadi. Dan lelaki kemayu itu lalu menulis nama dan asal daerah saya.

"Siap-siap, sebentar lagi akan dimulai". Jam menunjukkan 23:40 WIB saat petugas itu mengingatkan. Tepat jam 23:45 WIB petugas itu berdiri lalu memanggil nama dan alamat satu persatu. Orang yang dipanggil segera meletakkan botol sesuai urutan panggilan. "Hei !, nama kamu siapa koq nyerobot naruh botol?!". Tegur si petugas jika ada orang yang mencoba menaruh botol tidak sesuai nama dan alamat. Ternyata malam itu saya lumayan beruntung karena dapat nomor urut botol di barisan nomor 39. Setelah menaruh botol saya meninggalkan tempat dan beristirahat.

Saat pagi mulai menjelang pasien atau keluarga pasien mulai datang untuk mengawal botol yang sudah berbaris sejak tengah malam. Sementara mereka yang baru datang berjejer di belakang botol sambil duduk memegang map berisi berkas yang dibutuhkan.
Jam 05:45 pintu dibuka dan antrianpun mulai berjalan. Botol-botol yang mengantri sejak malam hari dilemparkan ke plastik yang sudah ada di depan pintu ruangan. Untuk pasien SPM, Jamkesda dan yang sejenis jangan lupa bilang SPM di loket antrian, jika tidak kita harus mengulang lagi antrian yang memakan waktu lama.

Selalu Bersyukurlah


Pagi itu 1 Mei 2015 di luar ruangan Dahlia RSUD Dr. Soetomo seorang pasien tegap dan gagah berjalan agak terseret lalu duduk di bangku. Iseng-iseng saya tanya, "Sakit apa Pak?". Bapak bertubuh tegap itu lalu menjawab, "Ini penyempitan saluran kencing". Obrolanpun terus berlanjut si bapak tinggal di Surabaya dan bertugas di pelabuhan Perak. Dia berasal dari Ambon dan sudah 15 tahun di Surabaya. Saya agak kaget juga ternyata si bapak seorang polisi.

Pak Polisi berbagi cerita bahwa dia selama puluhan tahun jadi polisi tidak punya apa-apa. "Ah masa Pak ?" saya tidak percaya. "Benar Mas". Saya terkejut, dan yang semakin membuat saya terkejut Pak Polisi ini ke tempat tugasnya dan sehari-hari naik sepeda motor Honda Supra keluaran tahun 2000. Benar-benar Polisi yang langka.
"Kalau saya mau dengan uang yang tidak jelas kehalalannya saya sudah kaya Mas, tapi buat apa? Harta tidak akan dibawa mati. Allah menciptakan Surga dan Neraka agar kita berfikir dan bisa membedakan baik dan buruk. Buat apa kita kaya dengan uang setan dan akan menjadi racun bagi kita, kita dikasih kesehatan saja sudah anugerah yang tak terhingga. Serahkan pada yang punya dunia ini. Dunia ini luas, burung saja dikasih rezeki apalagi kita manusia. Jadi bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini." Dia juga bilang siapapun dan dimanapun kita jangar pernah berhenti untuk berbuat kebaikan untuk orang lain. Luar Biasa Pak Polisi..!!!
Pagi itu saya dapat sesuatu yang berharga dari pak polisi. Nikmatilah apa yang ada, jangan hidup bermewah-mewahan jika di sekelilingnya masih ada yang kesusahan, berusahalah untuk berbagi serta selalu bersyukur. "Terimakasi Pak Polisi,".

Jam dan Hari yang Mendebarkan

Saat hari dimana orang atau keluarga terdekat akan menjalani operasi sungguh merupakan hari yang bersejarah. Bersejarah bukan karena hari yang bahagia melainkan hari yang penuh dengan kesedihan, ketegangan dan berbagai macam perasaan was-was dan khawatir, tak peduli operasi itu besar atau kecil. Berbagai macam do'a dan pengharapan senantiasa dipanjatkan.

Hari ini Selasa 28 April 2015 perasaan yang sama saya alami, kakak saya Abusa'id akhirnya masuk ruang operasi setelah menunggu selama 16 hari. Doa-doa untuk kakakku saya panjatkan dan bisikkan dalam hati. Betapa tidak operasi yang akan dilakukan adalah operasi yang menurut saya operasi besar yang menyakitkan dan menyedihkan.

Setelah operasi usai beberapa waktu rasa sakit mungkin akan segera hilang. Namun hasil akhir dari operasi itu yang bagi kami khususnya kak Said menyakitkan dan menyedihkan, sebab kak Said akan hidup bersama kantong plastik yang selalu melekat di bagian perutnya. Yah.. Operasi kolostomi, dimana saat buang besar nanti kak Said tidak akan merasakan mules atau sembelit sebagaimana orang normal, tetapi kantong kolostomi akan selalu dipenuhi dengan (maaf) kotoran manusia yang akan selalu mengalir ke kantong tanpa dia sadari.

Jam 11:41 WIB siang saat adzan dhuhur selesai berkumandang kak Said pun di dorong dengan kursi roda dari ruang Dahlia RSUD Dr. Soetomo menuju ruang operasi yang bertuliskan ruang GBPT yang kepanjangan dari singkatan tersebut saya tidak tahu dan tidak berusaha mencari tahu. Sebab apapun nama ruangannya kami tidak peduli yang ada di benak kami saat ini adalah kesembuhan kak Said.

Saat memasuki ruangan tersebut dengan mencuri-curi saya beranikan diri mengeluarkan hp saya dan saya ambil gambar kakak saya yang siap dengan baju biru muda serta selimut dan posisi terbaring di tempat tidur besi dengan empat roda dibawahnya. Sesaat setelah petugas ruangan mendorong kak Said ke arah lift yang akan membawanya ke kamar operasi saya dan stri kak Said keluar ruangan dan menunggu di ruang tunggu GBPT.

Jam di hp saya menunjukkan angka 15:15 WIB, 3 jam telah berlalu namun belum juga ada panggilan dari pengeras suara di ruang tuggu GBPT. Setiap pengeras suara berbunyi dan petugas memanggil keluarga pasien kami menyimak dengan seksama.

"Keluarga tuan Abusaid dari ruang Dahlia diharap ke ruang informasi karena pasien akan kembali ke kamar". suara petugas melalui pengeras suara di ruang tunggu GBPT memanggil tepat saat jarum jam di ruang GBPT menunjukkan arah jam 18:30 WIB. Kami segera bergegas dengan perasaan campur aduk.

Kami bersyukur karena operasi sudah selesai, namun disisi lain kami masih khawatir hingga kondisinya membaik. Tiba di ruang depan kamar operasi saya melihat kak Said terbaring di tempat tidur dan saat petugas melihat kedatangan kami petugas memanggil kami.
"Keluargnya tolong kemari, bantu kami untuk memindahkan pasien ke tempat tidur lain". kata petugas. Saya segera mendekat, dan saat mendekat saya menangis dalam hati mendengar kakak saya merintih lirih kesakitan.
"Allah..Allah..." itu kalimat pertama yang terucap dari bibir kering kakak. Saya pandangi sejenak wajahnya, air matanya terlihat jelas dipipinya dan bibirnya terus merintih sambil menyebut asma-Nya.

3 Magnet Dalam Pilkada Sumenep

Semarak dan kemeriahan serta rating acara pencarian bakat D'Academy2 Indosiar sudah tidak diragukan lagi. Salah satu kontestan yang menjadi idolah adalah Irwan Sumenep. Bahkan ada yang bilang Irwan ini paket komplit, selain suaranya bagus orangnya juga cakep. Pesona Irwan inipun dilirik oleh para calon Bupati.
Menjelang Pilkada Sumenep popularitas Irwan yang semakin buming menjadi incaran para calon Bupati. Dan yang beruntung sepertinya adalah bupati saat ini yaitu A.Busyro Karim. Spanduk calon Bupati yang berisi dukungan untuk Irwan terpasang di beberapa sudut kota.
A.Busyro Karim yang akan disandingkan dengan cawabup Achmad Fauzi didukung penuh oleh politisi PDIP yang juga anggota DPR RI yaitu MH Said Abdullah.
Dalam program D'Academy2 Indosiar telah disebutkan bahwa Said Abdullah adalah ayah angkat Irwan, dan Bupati Sumenep saat ini juga sudah pernah datang langsung ke studio Indosiar untuk mendukung Irwan. Pasangan A.Busyro Karim dan Achmad Fauzi yang punya jargon "Super Mantap jilid 2" sudah bisa dipastikan memiliki "Magnet Irwan". Belum lagi jika nanti pasangan ini juga menggunakan "Magnet Kyai" mengingat A.Busyro Karim sendiri adalah seorang Kyai. Jika kedua magnet ini bersatu Uuu..Luar Biasa...!
Calon lain sepertinya pantas untuk ketar- ketir menghadapi pasangan "Super Mantap". Pasalnya untuk mendapatkan "Magnet Irwan" sudah tak mungkin lagi karena Irwan hanya satu. Yang mungkin bisa dilakukan adalah mendapatkan "Magnet Kyai" karena "stok" Kyai masih banyak. Jadi calon lain harus berusaha dan berjuang untuk mendapatkan "Magnet Kyai" sebanyak mungkin.
Nantinya di Pilkada Sumenep akan ada "Perang Magnet" antara "Pesona Irwan" dan "Karisma Kyai" serta magnet yang ketiga yang selalu ada dalam setiap Pemilihan adalah "Magnet Uang".
Harapan saya siapapun yang terpilih kelak semoga mampu membawa Sumenep kearah yang lebih baik.

#Catatan Orang Awam

Proses Perpanjangan STNK dan Plat Nomor Kendaraan



Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang Perpanjangan STNK dan penggantian plat nomor yang dilakukan tiap 5 tahun sekali. Hal ini mungkin saja berguna dan bisa menghemat waktu dan biaya yang harus anda keluarkan. Yang ingin saya bagi adalah pengalaman ketika mengurus di Samsat Kabupaten Sumenep dan mudah-mudahan di tempat anda juga sama atau ada kemiripan. Lumayan lah sekalian menghindari calo.. hehehe...

Berikut persiapan dan prosedur yang harus dilakukan :

  1. Pastikan kondisi motor anda dalam kondisi baik, seperti misalnya lampu, rem dan sebagainya. Siapkan obeng yang akan digunakan nanti untuk membongkar sebagian body sepeda motor anda,  Bolpoint, pensil, fotocopy KTP, STNK dan BPKB masing-masing 3 lembar. Khusus BPKB ada 2 halaman yaitu lembar “I. Identisan Kendaraan/II. Identitas Pemilik” dan lembar “Catatan Polisi” urutkan lalu di steples menjadi tiga rangkap. Untuk lembar fotocopy mungkin bisa anda satukan seperti gambar diatas.
  2. Menuju ke bagian pembuatan Plat Nomor, jika di Samsat Sumenep letaknya berada di bagian belakang untuk meminta map khusus dan membayar sebesar Rp.5000,-.
    map khusus
  3. Setelah berkas anda satukan dan dimasukkan dalam map khusus tadi lalu saatnya anda menuju ke ruang “Layanan Cek Fisik”. Dari sini anda akan mendapatkan kertas yang digunakan untuk menggosok no. rangka sepeda motor anda sebanyak 2 lembar yaitu untuk bagian bawah mesin dan di bagian atas. Kebetulan sepeda motor saya Supra fit tahun 2005 jadi no rangka selain di bawah mesin ada di bagian depan tepatnya dibawah lampu. Jika anda bisa melakukannya silakan anda lakukan sendiri, namun jika anda bingung gunakan saja jasa orang yang biasa mangkal disitu. Biayanya biasanya mereka minta seikhlasnya J... Petugas dari ruangan ini kemudian akan mengecek kondisi fisik kendaraan kita. Kebetulan waktu itu motor Supra Fit saya lampunya kurang berfungsi baik, jadi ada catatan kondisi lampu kurang berfungsi baik. Setelah selesai digosok serahkan kembali berkas anda ke ruang “Layanan Cek Fisik”. Proses di ruangan ini lumayan lama tergantung ramai atau tidak pemohon yang hadir. Disini kita melakukan pembayaran dan mungkin jumlahnya berbeda. Supra fit tahun 2005 milik saya dikenakan biaya Rp. 40.000,-
  4. Selanjutnya berkas dari “Layanan Cek Fisik” kita serahkan ke “Layanan Formulir” . Jika di Samsat Sumenep letaknya disamping ruang “Layanan Cek Fisik”. Di loket ini kita akan dikenakan biaya sebesar Rp.80.000,- dan mungkin saja berbeda tiap tipe kendaraan. Isilah formulir ini dengan data yang sama yang tertera di STNK anda.
    isi formulir sesuai STNK anda
  5. Setelah formulir diisi satukan formulir dengan berkas anda dan serahkan ke “Loket Pendaftaran” di dalam ruangan Samsat.
  6. Setelah menunggu beberapa waktu nama anda akan dipanggil oleh petugas “Loket Pembayaran” untuk melakukan pembayaran.
  7. Surat bukti pembayaran kemudian diserahkan kepada petugas bagian pengambilan STNK, disini anda akan menunggu beberapa saat untuk dipanggil.
  8. Jika nama anda sudah dipanggil anda akan menerima STNK dan akan diarahkan untuk menuju ruang pembuatan plat nomor. Serahkan STNK anda.
  9. Setelah nama anda dipanggil dan menerima palat nomor serta STNK saatnya anda menuju ke ruang pengambilan BPKB disamping ruang pembuatan plat untuk mengambil BPK dan KTP asli anda.

Demikian apa yang bisa saya bagikan disini, dan barangkali ada hal lain yang luput dari catatan saya mohon diluruskan atau ditambah di kolom komentar. Semoga bermanfaat.


Salam dari ujung timur Madura

Tuhan, Kuatkanlah Kakakku

15 hari sudah kakakku tak merasakan udara bebas, kasur kecil di ruangan Dahlia RSUD. Dr.Soetomo Surabaya menjadi tempatnya berbaring. Sejak Senin 12 April 2015 lalu Kak Saed mulai menempati ruangan Dahlia dengan berbekal rujukan dari RSUD Moh. Anwar Sumenep setelah sebelumnya melakukan berbagai macam pemeriksaan medis dan pengobatan alternatif. Penyakit kanker rektum (begitu istilah medisnya) telah menggerogoti tubuhnya. Badannya yang memang kurus kini semakin terlihat mengecil.

Hari-harinya dijalani dengan tangisan dan linangan air mata, maklum beberapa hari lagi operasi pengangkatan penyakit dan kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon) akan dilakukan. Pasti dia mulai membayangkan bagaimana harus menjalani hari-harinya dengan kesedihan dan kerepotan akibat harus hidup dengan plastik yang disebut kantung kolostomi.

Masih teringat jelas saat saya ikut mengantar untuk melakukan pengobatan alternatif di Klinik Bafar daerah Surabaya utara. Disitu dijelaskan bahwa penyakit kakakku sudah di derita 10 tahun yang lalu. Memang beberapa tahun terakhir kak Saed beberapa kali buang air besar disertai darah. Kakakku mengira bahwa itu gejala biasa karena panas dalam, maklum dia orang awam dan pekerjaannya adalah sebagai abang becak. Baru pada bulan Oktober tahun lalu dia merasakan kesakitan.

Sebelumnya kak Saed juga telah melakukan pemeriksaan di kota kami Sumenep dan sempat mau dioperasi di RSUD setempat.karena mengira itu adalah penyakit wasir  Namun dokter Husnul Goib yang menangani penyakitnya memanggil saya sesaat sebelum tindakan akan dilakukan."Kami tidak bisa melakukan operasi saat ini karena kami curiga ada penyakit lain yang di derita kakak anda," begitu kata dokter Husnul Goib.
"Lalu bagaimana dok ?," tanyaku dengan nada cemas. "Kami akan mengambil sedikit, mungkin hanya beberapa milimeter dan akan kami kirim untuk di lab di Surabaya untuk memastikan penyakitnya," itulah jawaban dokter Husnul Goib. Dan alhasil setelah menunggu selama seminggu hasil lab dari Surabaya keluar dan sungguh hasilnya sangat membuat keluarga kami terpukul, yah... kanker...!!

Tangis keluargapun pecah saat mengetahui hasil lab tersebut, terbayang sudah bagaimana penderitaan yang harus dialami oleh kak Saed dan keluarga kami. Anaknya yang masih duduk di kelas 2 MAN Sumenep dan adiknya yang masih duduk di kelas 1 SD pun tak kuasa menahan tangis.

Kini.. kami berharap ada keajaiban, dan jikapun harus terjadi kemungkinan terburuk kuatkanlah kakakku Ya Allah...

Kebahagiaan yang Membutuhkan Pengorbanan

Pasangan suami istri itu bahagia karena keduanya ternyata lulus dalam seleksi sebagai pegawai negeri beberapa waktu lalu. Mereka tak menyangka keduanya akan lulus setelah beberapa tahun mengabdi menjadi guru sukwan di sekolah yang jaraknya puluhan kilometer dari kediamannya. Pasangan guru muda itu berbunga-bunga karena keinginannya menjadi pegawai negeri tercapai.

Namun rupanya kebahagiaan itu tidak bisa mereka rasakan sepenuhnya, pasalnya pasangan yang baru menikah empat tahun lalu ini harus terpisah selama beberapa tahun kedepan. Ini karena penempatan mereka sebagai guru lokasinya berbeda. Mereka akan ditempatkan di wilayah kepulauan terpencil di Kabupaten Sumenep dan tidak dalam satu tempat melainkan di dua pulau yang berbeda dan jarak yang cukup jauh. Kesedihan ini semakin bertambah mengingat mereka mempunyai buah hati yang baru berumur 3 tahun.

Menurut sang suami perpisahan ini akan dijalani selama lima tahun atau bahkan lebih. Pasangan guru muda ini menyadari betul konsekuensi seorang pegawai negeri yang harus siap ditempatkan dimanapun bahkan di wilayah terpencil sekalipun. Mereka tak pernah membayangkan akan terpisah dan menjalani hari-hari penuh kesedihan beberapa waktu kedepan. Mereka berharap semoga ada keajaiban yang menyatukan mereka.

Pesantren dan Tantangannya


Dewasa ini moral anak bangsa semakin memprihatinkan, tidak hanya di kalangan siswa SMA dan perguruan tinggi namun bahkan dalam usia yang masih dini yakni SD dan SMP. Dengan semakin canggihnya teknologi di era digital saat ini semakin mempermudah anak untuk mengakses dan mengkonsumsi berbagai hal yang kurang baik. Tak heran kenakalan dan kebrutalan remaja saat ini membuat miris berbagai pihak khususnya orang tua. Tawuran, seks bebas, obat-obatan terlarang seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebagian remaja saat ini. Dari data yang dilansir oleh Komisi Perlindungan Anak beberapa tahun lalu misalnya akan membuat kita tercengang, data tersebut mengungkap perilaku seksual remaja SMP dan SMA yaitu 93,7%  Pernah ciuman, Petting, oral sek, 62,7% remaja SMP tidak perawan, 21,2% remaja SMA pernah aborsi, 97% pernah nonton film porno.
Menyikapi berbagai persoalan tersebut patut kiranya kita semua berfikir untuk semakin memperkuat benteng pertahanan putra-putri kita. Salah satunya dengan memperkuat keimanan dan ketaqwaan agar anak-anak ini bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk untuk masa depan mereka. Pendidikan agama amat sangat penting ditanamkan sejak dini. Tentu ini tidak hanya menjadi tugas pihak sekolah, apalagi pelajaran agama di sekolah umum terasa sangat minim, hanya beberapa jam dalam seminggu.
Semakin derasnya pengaruh negatif saat ini membuat sebagian orang tua berfikir dan memilih pendidikan pesantren sebagai alternatif untuk menjaga moral remaja saat ini. Memang tidak ada jaminan bahwa lulusan pesantren akan menjadi manusia sholeh dan sempurna, namun barangkali ini pilihan yang paling tepat dari dulu hingga sekarang dan bahkan sampai nanti. Pindidikan pesantren tak dapat diragukan lagi dalam mengajarkan secara detail semua hal yang berkaitan dengan agama. Saat ini ada pesantren yang fokus dalam bidang agama namun ada juga yang menggabungkan antara pendidikan agama dan pendidikan formal. Pendidikan pesantren adalah mendidikan yang secara maksimal membentuk karakter generasi yang islami.
Problemnya dewasa ini adalah meski tidak diragukan lagi peranan pesantren dalam menjaga moral anak bangsa, namun masih banyak orang yang ragu kualitas lulusan pesantren dan enggan untuk menitipkan buah hatinya. Keengganan tersebut tak lepas dari banyaknya masyarakat sekarang yang menginginkan anaknya kelak hidupnya sejahreta dari sisi ekonomi. Tak heran jika mereka memilihkan anaknya sekolah favorit yang mereka nilai menjanjikan dan ketika lulus langsung bisa bekerja dengan bekal ijazah dari sekolah dan perguruan tinggi ternama.
Tantangan pesantren juga  terasa berat dengan adanya isu-isu miring yang diarahkan ke  pesantren, baik yang berasal dari eksternal maupun dari internal pesantren sendiri. Dari luar masyarakat yang tidak menyukai pendidikan pesantren seringkali menyudutkan pesantren dengan isu misalnya tidak ada jaminan kalau lulusan pesantren itu menjadi pribadi yang alim dan ahli ibadah. Memang ada satu dua kasus semisal ada anak lulusan pesantren yang kemudian berbaur dalam masyarakat dan perilakunya brutal dan kelewatan. Hal inilah yang kemudian dijadikan sample oleh orang-orang yang tidak menyukai pesantren.
“Ah.., lulusan pesantren itu akhlaqnya lebih parah dari lulusan sekolah umum, lihat saja itu si anu, dia lulusan pesantren tapi kelakuannya seperti itu..!” begitulah kata-kata yang sering mereka lontarkan untuk menggoyahkan semangat atau keinginan orang yang ingin menitipkan anaknya di pesantren. Mereka yang tidak menyukai pesantren lupa atau mungkin menutup mata bahwa jumlah kenakalan anak yang menempuh pendidikan diluar pendidikan pesantren jumlahnya jauh lebih besar. Sebagai contoh berapa ratus kasus siswa antar sekolah yang terlibat tawuran, mengkonsumsi obat terlarang, seks bebas dan kenakalan remaja lainnya karena kurangnya kontrol dari berbagai pihak.  Hal ini nyaris atau bahkan tidak akan dijumpai di kalangan pesantren. Jika kita mau jujur dan objektif tentu kita bisa membedakan dan menilai bahwa lulusan pesantren jelas punya nilai lebih khususnya dibidang agama.
Faktor lain yang menyebabkan turunnya minat untuk melanjutkan pendidikan ke pesantren adalah adanya sejumlah alumni yang pernah mengenyam pendidikan pesantren juga enggan menitipkan anaknya. Mereka menilai pendidikan dan aturan di pesantren terlalu ketat dan merampas kebebasan. Mereka merasa pesantren adalah penjara yang membatasi ruang gerak mereka. Tak heran jika alumni yang semacam ini kemudian memilih pendidikan formal sebagai tempat anaknya menuntut ilmu.Tak cukup itu saja bahkan mereka malah mempengaruhi orang lain. “Jangan menitipkan anak di pesantren, kasihan mereka tiap hari, siang malam makan kitab.” Ungkapan itu pernah diucapkan oleh salah seorang  alumni di pulau Madura. “Anakku tak akan kutitipkan ke pesantren, cukup aku saja yang merasakan pahit getirnya pesantren,” itu juga kalimat yang sempat terlontar.
Para alumni yang enggan menitipkan putranya di pesantren barangkali lupa bahwa pesantren itu adalah lembaga yang memang tempat anak digembleng dan dilatih. Pesantren tak ubahnya pendidikan dalam kemiliteran. Karena pesantren tempat mencetak manusia yang diharapkan tangguh, maka tidaklah berlebihan jika pesantren jauh dari kesan mewah. Kita tentu tahu dan mendengar jika seseorang yang ingin menjadi anggota TNI dan POLRI harus menjalani beberapa tahapan dan menjalani latihan yang sangat berat, misalnya masuk gorong-gorong, makan seadanya di dalam hutan, tidur di hutan dengan dikerubuti nyamuk dan berbagai macam “siksaan” lainnya. Mereka tidur di hutan bukan karena tidak punya rumah, mereka kekurangan makanan bukan karena mereka tak punya beras, tetapi semua semata-mata untuk melatih mental mereka agar ketika mereka lulus menjadi pribadi yang tangguh dan siap dalam segala macam kondisi.
Begitulah perumpamaan kehidupan pesantren. Jika kita ingin memanjakan anak tentu tidak di pesantren tempatnya. Pesantren memang dirancang untuk melatih anak agar senantiasa menjadi pribadi yang sederhana dan mandiri. Jika di pesantren disediakan makanan enak, tidur di kasur empuk, nonton tv dan main game itu bukan pesantren tetapi hotel atau tempat wisata dan tempat bermain.
Dari sinilah dibutuhkan pemikiran yang jernih dan penuh keikhlasan bagi mereka yang menginginkan anak yang sholeh dan sholehah. Jika kita bertanya dimanakah dan bagaimana cara mencetak generasi yang sholeh dan sholehah.?? Tentu pesantrenlah jawabannya. Sering kita dengar dalam sambutan pernikahan selalu mendoakan semoga mempelai berdua menjadi keluarga yang sakinah, dikaruniahi anak yang sholeh dan sholehah. Bagaimana bisa kita mengharap anak yang sholeh dan sholehah jika kita tidak menuntun mereka kearah sana. Analoginya adalah “Bagaimana bisa anak kita sampai ke Semarang kalau bus yang kita pilih arahnya menuju Banyuwangi,” Bagaimana kita bisa berharap anak-anak kita sholeh dan sholehah jika kita tidak memilihkan pendidikan yang memang arahnya kesana.
Dari sisi kesejahteraan ekonomi barangkali masih ada anggapan pesantren kurang menjanjikan, namun bukan berarti tidak bisa. Berapa banyak tokoh yang lulusan pesantren mampu berkiprah dalam persaingan hidup. Banyak diantara mereka yang menjadi pengusaha dan pejabat bahkan sampai presiden. Jadi mulailah berfikir positif tentang pesantren dan yakinlah bahwa rezeki itu kuasa Allah. Ada sebagian orang tua yang menitipkan anaknya terkadang tidak mencari ridha Allah melainkan mencari aman. Suatu contoh orang tua yang punya anak gadis ditanya, “Anak anda kenapa dititipkan di pesantren ?”, orang tua tersebut menjawab, “Ya, karena anak saya perempuan dan jika saya sekolahkan di sekolah umum saya khawatir terjadi sesuatu dengan dia,”. Jawaban ini tentu tidak salah, namun alangkah indahnya jika jawabannya adalah semata-mata niat menitipkan anak hanya karena Allah dan bukan karena ingin menyelamatkan anak dari bahaya pergaulan bebas. Jika niat itu tulus dan ikhlas tentu orang tua tidak akan peduli anaknya laki-laki atau perempuan tetap di titipkan di pesantren karena Allah.
Lembaga pesantren sendiri mungkin sudah saatnya berbenah dan beradaptasi dengan zamannya. Tentu perubahan tersebut tetap dalam nilai-nilai yang tidak melanggar aturan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Barangkali ada aturan atau sistem pesantren yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Santri zaman dahulu tidak sama dengan santri sekarang, dan permasalahanpun semakin kompleks. Misalnya  kemudian di pesantren juga mengadakan pelatihan-pelatihan yang diharapkan setelah santri lulus mereka sudah siap bersaing dengan lulusan pendidikan formal lainnya.Semoga kedepan pesantren menjadi salah satu lembaga yang menjadi pilihan nomor satu dan terpercaya. Terlepas sekolah umum atau pesantren pilihan kita, semoga kita tetap bisa membimbing anak-anak kita.
Lagi-lagi semua tergantung orang tua masing-masing, mau diarahkan kemana anak-anak kita.

Catatan orang awam
25 Nopember 2014

Proses Pembuatan SPM untuk Perawatan di Rumah Sakit

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang proses pembuatan SPM (Surat Pernyataan Miskin) yang digunakan oleh warga kurang mampu di Rumah Sakit. Tentu tiap daerah berbeda, yang ingin saya bagi adalah pembuatan SPM di Kabupaten Sumenep karena kebetulan kemarin mengurus SPM untuk salah seorang kerabat .
Prosesnya adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan 1 lembar map dan juga 1 lembar materai yang Rp.6.000,- (Untuk bayi mintalah Surat Keterangan Kelahiran dari Bidan yang menangani)
  2. Meminta kepada Kepala Desa untuk dibuatkan SPM,
  3. Tempelkan materai di SPM lalu ditanda tangani atau cap jempol oleh yang bersangkutan dalam hal ini adalah orang yang sedang sakit.
  4. Jika orang yang sakit sudah lebih dulu masuk ke Rumah sakit mintalah Surat Perawatan dari Rumah Sakit.Surat ini dibutuhkan untuk minta rujukan ke Puskesmas Kecamatan
  5. Setelah SPM ditempeli materai dan tanda tangan foto copylah 1 lembar.
  6. Bawalah SPM yang asli dan foto copynya ke kantor Kecamatan setempat untuk minta tanda tangan Camat.
  7. Setelah ditanda tangani oleh Camat SPM selanjutnya di fotocopy lagi sebanyak 2 lembar, fotocopy KTP sebanyak 2 lembar, fotocopy KK 2 lembar, dan Surat Perawatan dari Rumah Sakit bagi yang sudah lebih dulu masuk ke Rumah Sakit. Semua berkas ini diserahkan kepada petugas di Puskesmas Kecamatan untuk mendapatkan Surat Rujukan.
  8. Selanjutnya berkas yang dari Puskesmas Kecamatan dibawa ke Dinas Kesehatan bagian pelayanan SPM. Untuk wilayah Sumenep di sebelah timur Taman Bunga dan berada di bagian belakang. Di tempat ini kita butuh orang yang masuk dalam daftar KK. Jadi bagi anda yang mengurus SPM tapi tidak masuk dalam KK wajib membawa keluarga orang yang sakit yang memang satu KK. Disini kelengkapan berkas yang dibutuhkan adalah SPM asli, Bagi bayi sertakan Surat Keterangan Kelahiran, KTP asli dan fotocopynya, KK dan fotocopynya.
  9. Setelah selesai fotocopy semua berkas sesuai dengan urutannya dan di steples, banyaknya disesuaikan dengan kebutuhan misalnya masing-masing 5 lembar. Serahkan satu bendel fotocopy (yang sudah di steples) ke pihak Dinas Kesehatan bagian SPM dan sisanya digunakan untuk keperluan di rumah sakit.
Sekian apa yang bisa saya bagikan semoga bermanfaat dan yang terpenting semoga kita selalu diberi kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Salam dari ujung timur Madura

Powered by Blogger.